Popular Posts

Thursday, October 29, 2015

RASULULLAH MILIK ORANG YANG BERSHOLAWAT

   Rasulullah saw adalah milik orang yang bersholawat.. Diriwayatkan dari Rasulullah saw bahwa saat malam isra’ mi’raj, Allah SWT berfirman: “Bumi ini milik siapa wahai Muhammad ?
Beliau menjawab: “Milik-Mu wahai Tuhanku.

Kemudian Allah swt berfirman: “Lapisan-lapisan alam ini milik siapa wahai Muhammad ?
Beliau menjawab: “Miliki-Mu wahai Tuhanku .
Kemudian Allah swt berfirman: “Al-Kursi milik siapa wahai Muhammad ?
Beliau menjawab: Milik-Mu wahai Tuhanku.
Kemudian Allah swt berfirman: ”Engkau milik siapa wahai Muhammad ? maka pada saat itu Nabi saw bersujud.
Beliau malu untuk mengatakan sesuatu, maka Allah yang Maha Agung berfirman : “Engkau adalah milik orang yang bersholawat atas dirimu, maka bertambahlah kemuliaan dan keagungan Beliau.

Ya Rosulalloh.. Undhur ilaina..
Jika Nabi Musa diberi batu yang kemudian memancar air darinya sebab pukulan tongkatnya, maka lebih ajib lagi ketika jari manismu memancar air yang dibuat wudhu oleh ratusan Shohabatmu.
Jika Nabi Sulaiman diberi kuasa untuk mengendalikan angin, maka lebih ajib mana denganmu ketika engkau menaiki dan mengendalikan buroq sampai menembus langit ke 7

Ya Rosulallah .. andai saja engkau berdo’a sebgaimana do’a Nabi Nuh “Robbi jangan kau biarkan satupun orang kafir berkeliaran dibumi”, pasti kami semua hancur dan binasa. Padahal engkau telah dihina oleh kaummu, dilempar dengan kotoran,diusir dari tempatmu, bahkan pecah gigi gerahammu terkena lemparan ketika perang uhud, tapi engkau Ya Rosulallah.. engkau berdo’a “Allohumma ampunilah kaumku, sungguh mereka tidak tahu”
Ya Rosulalloh.. engkau orang yang dihormati para Raja dan Kaisar. Engkau manusia yg diperhitungkan oleh pembesar kaum kuffar. Tapi engkau memakai pakaian layaknya orang biasa, engkau memakai Shuf, engkau menaiki himar kendaraan yang hina bahkan ketika perang, engkau mendatangi orang-orang miskin, engkau menyenangkan mereka, engkau makan bersama mereka, engkau makan dengan meletakkan makanan dibawah dan menjilati jari-jarimu setelah selesai makan dengan ketawadhu’anmu.
Telah datang kepada kami bahwa engkau tak mau masuk kedalam surga sebelum engkau memastikan semua umatmu masuk kedalamnya..

Ya Rosulallah, ketika mimbar yang terbuat dari pelepah kurma yang selalu engkau pakai khutbah, kemudian diganti mimbar baru dan engkau meninggalkan mimbar lamamu itu tiba-tiba saja menangis tak henti dan didengar setiap orang.. mimbar itu baru diam ketika engkau menyentuhnya dengan lembut dan berjanji bahwa mimbar itu kelak bersamamu di surga..
Lalu tak pantaskah kami menangis rindu bertemu denganmu..?
Tak pantaskah kami menangis padahal kami belum jelas masuk tidaknya kedalam surga.. Amalan kami tak bisa diandalkan. Penuh ujub penuh riya’

ﻛﻴﻒ ﺣﺎﻟﻲ ﻳﺎﺣﺒﻴﺒﻲ • ﻟﻴﺲ ﻟﻲ ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻌﻤﻞ
ﺳﻮﺀ ﺃﻋﻤﺎﻟﻲ ﻛﺜﻴﺮ • ﺯﺍﺩ ﻃﺎﻋﺘﻲ ﻗﻠﻴﻞ

Ya Habibi…
Man Ro’a Wajhaka yas’ad ya Karimal walidain..
Izinkan kami memandangmu walau hanya dalam mimpi

Tuesday, October 27, 2015

100 AKHLAK ROSULULLAH

  100 KEUTAMAAN ROSULULLAH SAW

Al-Imam Jakfar Shadiq RA berkata :
"Saya tidak ingin seseorang meninggal dunia sementara ia belum mengetahui sebagian perilaku Rasulullah Saw."

1. Ketika berjalan, beliau berjalan secara pelan-pelan dan wibawa.
2. Ketika berjalan, beliau tidak menyeret langkah kakinya.
3. Pandangan beliau selalu mengarah ke bawah.
4. Beliau senantiasa mengawali salam kepada siapa saja yang dilihatnya... tidak ada seorangpun yang mendahuluinya dalam mengucapkan salam.
5. Ketika menjabat tangan seseorang, beliau tidak pernah melepaskannya terlebih dahulu.
6. Beliau bergaul dengan masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap orang berpikir bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang paling mulia di mata Rasulullah.
7. Bila memandang seseorang, beliau tidak memandang sinis bak pejabat pemerintah.
8. Beliau tidak pernah memelototi wajah seseorang.
9. Beliau senantiasa menggunakan tangan saat mengiyaratkan sesuatu dan tidak pernah mengisyaratkan dengan mata atau alis.
10. Beliau lebih banyak diam dan baru akan berbicara bila perlu.
11. Saat bercakap-cakap dengan seseorang, beliau mendengarkan dengan baik.
12. Senantiasa menghadap kepada orang yang berbicara dengannya.
13. Tidak pernah berdiri terlebih dahulu selama orang yang duduk bersamanya tidak ingin berdiri.
14. Tidak akan duduk dan berdiri dalam sebuah pertemuan melainkan dengan mengingat Allah.
15. Ketika masuk ke dalam sebuah pertemuan, beliau senantiasa duduk di tempat yang akhir dan dekat pintu, bukan di bagian depan.
16. Tidak menentukan satu tempat khusus untuk dirinya dan bahkan melarangnya.
17. Tidak pernah bersandar saat di hadapan masyarakat.
18. Kebanyakan duduknya menghadap kiblat.
19. Bila di hadapannya terjadi sesuatu yang tidak disukainya, beliau senantiasa mengabaikannya.
20. Bila seseorang melakukan kesalahan, beliau tidak pernah menyampaikannyakepada orang lain.
21. Tidak pernah mencela seseorang yang mengalami kesalahan bicara.
22. Tidak pernah berdebat dan berselisih dengan siapapun.
23. Tidak pernah memotong pembicaraan orang lain kecuali bila orang tersebut bicara sia-sia dan batil.
24. Senantiasa mengulang-ulangan jawabanya atas sebuah pertanyaan agar jawabannya tidak membingungkan pendengarnya.
25. Bila mendengar ucapan yang tidak baik dari seseorang, beliau tidak mengatakan mengapa si fulan berkata demikian, tapi beliau mengatakan, bagaimana mungkin sebagian orang mengatakan demikian?"
26. Banyak bergaul dengan fakir miskin dan makan bersama mereka.
27. Menerima undangan para abdi dan budak.
28. Senantiasa menerima hadiah, meski hanya seteguk susu.
29. Melakukan silaturahmi lebih dari yang lain.
30. Senantiasa berbuat baik kepada keluarganya tapi tidak melebihkan mereka dari yang lain.
31. Senantiasa memuji dan mendukung pekerjaan yang baik dan menilai buruk dan melarang perbuatan yang jelek.
32. Senantiasa menyampaikan hal-hal yang menyebabkan kebaikan agama dan dunia masyarakat kepada mereka dan berkali-kali mengatakan, "Orang-orang yang hadir hendaknya menyampaikan segala yang didengarnya kepada orang-orang yang tidak hadir."
33. Senantiasa menerima uzur orang-orang yang punya uzur.
34. Tidak pernah merendahkan seseorang.
35. Tidak pernah memaki atau memanggil seseorang dengan gelar yang jelek.
36. Tidak pernah mengutuk orang-orang sekitar dan familinya.
37. Tidak pernah mencari-cari aib orang lain.
38. Senantiasa menghindari kejahatan masyarakat, namun tidak pernah menghidar dari mereka dan beliau selalu bersikap baik kepada semua orang.
39. Tidak pernah mencaci masyarakat dan tidak banyak memuji mereka.
40. Senantiasa bersabar menghadapi kekurangajaran orang lain dan membalas kejelekan mereka dengan kebaikan.
41. Selalu menjenguk orang yang sakit, meski tempat tinggalnya dipinggiran Madinah yang sangat jauh.
42. Senantiasa menanyakan kabar dan keadaan para sahabatnya.
43. Senantiasa memanggil nama sahabat-sahabat
nya dengan panggilan yang terbaik.
44. Sering bermusyawarah dengan para sahabatnya dan menekankan untuk melakukannya.
45. Senantiasa duduk melingkar bersama para sahabatnya, sehingga bila ada orang yang baru datang, ia tidak bisa membedakan di antara mereka yang manakah Rasulullah.
46. Akrab dan dekat dengan para sahabatnya.
47. Beliau adalah orang yang paling setia dalam menepati janji.
48. Senantiasa memberikan sesuatu kepada fakir miskin dengan tangannya sendiri dan tidak pernah mewakilkannya kepada orang lain.
49. Bila sedang dalam shalat ada orang datang, beliau memendekkan shalatnya.
50. Bila sedang shalat ada anak kecil menangis, beliau memendekkan shalatnya.
51. Orang yang paling mulia di sisi beliau adalah orang yang paling banyak berbuat baik kepada orang lain.
52. Tidak ada seorangpun yang putus asa dari Rasulullah Saw. Beliau selalu mengatakan, "Sampaikan kebutuhan orang yang tidak bisa menyampaikan kebutuhannya kepada saya!"
53. Bila ada seseorang membutuhkan sesuatu kepada beliau, Rasulullah Saw pasti memenuhinya bila mampu, namun bila tidak mampu beliau menjawabnya dengan ucapan atau janji yang baik.
54. Tidak pernah menolak permintaan seseorang, kecuali permintaan untuk maksiat.
55. Beliau sangat menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak.
56. Rasulullah Saw sangat menjaga perasaan orang-orang asing.
57. Beliau selalu menarik perhatian orang-orang jahat dan membuat mereka cenderung kepadanya dengan cara berbuat baik kepada mereka.
58. Beliau senantiasa tersenyum sementara pada saat yang sama beliau sangat takut kepada Allah.
59. Saat gembira, Rasulullah Saw memejamkan kedua matanya dan tidak banyak menunjukkan kegembiraannya.
60. Tertawanya kebanyakan berupa senyuman dan tidak pernah tertawa terbahak-bahak.
61. Beliau banyak bercanda namun tidak pernah mengeluarkan ucapan sia-sia atau batil karena bercanda.
62. Rasulullah Saw mengubah nama yang jelek dengan nama yang baik.
63. Kesabarannya mendahului kemarahannya.
64. Tidak sedih dan marah karena kehilangan dunia.
65. Saat marah karena Allah, tidak seoranpun yang akan mengenalnya.
66. Rasulullah Saw tidak pernah membalas dendam karena dirinya sendiri melainkan bila kebenaran terinjak-injak.
67. Tidak ada sifat yang paling dibenci oleh Rasulullah selain bohong.
68. Dalam kondisi senang atau susah tidak lain hanya menyebut nama Allah.
69. Beliau tidak pernah menyimpan Dirham maupun Dinar.
70. Dalam hal makanan dan pakaian tidak melebihi yang dimiliki oleh para pembantunya.
71. Duduk dan makan di atas tanah.
72. Tidur di atas tanah.
73. Menjahit sendiri pakaian dan sandalnya.
74. Memerah susu dan mengikat sendiri kaki ontanya.
75. Kendaraan apa saja yang siap untuknya, Rasulullah pasti mengendarainya dan tidak ada beda baginya.
76. Kemana saja pergi, beliau selalu beralaskan abanya sendiri.
77. Baju beliau lebih banyak berwarna putih.
78. Bila memakai baju baru, maka baju sebelumny pasti diberikan kepada fakir miskin.
79. Baju kebesarannya khusus dipakai untuk hari Jumat.
80. Ketika memakai baju dan sandal, beliau memulainya dari sebelah kanan.
81. Beliau menilai makruh rambut yang awut-awutan.
82. Senantiasa berbau harum dan kebanyakan pengeluarannya untuk minyak wangi.
83. Senantiasa dalam kondisi memiliki wudu dan setiap mengambil wudu pasti menyikat giginya.
84. Cahaya mata beliau adalah shalat. Beliau merasa menemukan ketenangan dan ketentraman saat shalat.
85. Beliau senantiasa berpuasa pada tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulan.
86. Tidak pernah mencaci nikmat sama sekali.
87. Menganggap besar nikmat Allah yang sedikit.
88. Tidak pernah memuji makanan dan tidak juga mencelanya.
89. Memakan makanan apa saja yang dihidangkan kepadanya.
90. Di depan hidangan makanan beliau senantiasa makan makanan yang ada di depannya.
91. Di depan hidangan makanan, beliau yang paling duluan hadir dan paling akhir meninggalkannya.
92. Tidak akan makan sebelum lapar dan akan berhenti dari makan sebelum kenyang.
93. Tidak pernah makan dua model makanan.
94. Ketika makan tidak pernah sendawa.
95. Sebisa mungkin beliau tidak makan sendirian.
96. Mencuci kedua tangan setelah selesai makan kemudian mengusapkannya ke wajah.
97. Ketika minum, beliau meneguknya sebanyak 3 kali. Awalnya baca Bismillah dan akhirnya baca Alhamdulillah.
98. Rasulullah lebih memiliki rasa malu daripada gadis-gadis pingitan.
99. Bila ingin masuk rumah, beliau meminta izin sampai tiga kali.
100. Waktu di dalam rumah, beliau bagi menjadi tiga bagian : satu bagian untuk Allah, satu bagian untuk keluarga dan satu bagian lagi untuk dirinya sendiri. Sedangkan waktu untuk dirinya sendiri beliau bagi dengan masyarakat.

Wednesday, October 21, 2015

KEMURAHAN SYEIKH ABDUL QADIR AL JAILANI

   Kisah Kemurahan Hati Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani:

Sulton Aulia (Rajanya Para Aulia) Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani Selain Memiliki Ilmu Agama yang dalam, karomah dari Allah dan terutama Hati yang bersih bebas dari kebencian

Suatu waktu ada seorang yang ingin bertamu ke rumah Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, saat mendekati kediaman Beliau, orang itu melihat 40 ekor kuda yang semuanya memiliki pelana terbuat dari emas dan memakai kelambu surta, karena melihat hal tersebut orang tersebut tidak jadi bertamu ke rumah Syeikh Abdul Qadir AlJailani karena dalam pikirannya menganggap Beliau cinta dunia, lalu pindah haluan kerumah tentangga Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani yang merupakan seorang Ulama.

Keesokan hari orang tersebut pulang ke rumahnya dan selang beberapa bulan orang tersebut menderita penyakit, setelah ke para tabib atau Ulama hikmah, obatnya adalah hati kuda yang ciri cirinya menunjukan kuda kepunyaan Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani yang dia lihat waktu lalu.

Orang tersebut malu untuk bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani karena sempat berfikiran buruk keapda Beliau, para ulama yang lain mengetahui bahwa Syaikh Abdul Qadir Aljailani memiliki sifat dermawan dan penyayang. Atas saran tersebut maka para Tabib berserta orang tersebut menuju ke rumah Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani.

Saat sampai orang tersebut ke kediaman sebelum terucap satu patah katapun secara langsung Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani berkata: "Saya sengaja memelihara 40 kuda itu untuk obat mu dan pelana kuda yang terbuat dari emas tersebut untuk bayaran para tabib"

"Akhirnya setiap harinya disemblihlah kuda tersebut dan hatinya diambil sebagai obat bagi orang tersebut, dan terus berlanjut sampai 40 kudanya habis dan orang tersebut sembuh total."

Setelah itu Mursyid saya tersebut berkata:

Jangan suudzon kepada wali Allah dan karena para Wali Allah tersebut memiliki hati yang bersih dan rasa kasih sayang yang kuat (bebas dari semua prasangka buruk kita)

Wallahu a'lam

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi wasalim

55 AMALAN SUNNAH RASULULLAH

55 AMALAN SUNNAH RASULULLAH

1. PANDANGAN MATA
Pandangan mata adalah anak panah iblis. Lihat bukan muhrim sekali saja. Lihat kali kedua akan hilang nikmat ibadah 40 hari. Tiada kusyuk.

2 MAKAN GARAM
Celup jari kelingking dalam garam, menghisapnya sebelum dan selepas makan. Garam adalah penawar paling mujarab keracunan dan boleh menghalang sihir.

3. MINUM TANGAN KANAN
Sentiasa minum memegang gelas dengan tangan kanan. Iblis minum dengan tangan kiri.

4. SESAAT DI JALAN ALLAH
Sesaat berdiri di jalan Allah lebih baik dari solat di depan hajarul aswad pada malam Qadar walaupun hanya sekadar "hai kawan ayuhlah kita solat"

5. LANGKAH KANAN
Masuk masjid kaki kanan, keluar kaki kiri. Masuk rumah kaki kanan, keluar rumah kaki kiri. Masuk tandas kaki kiri, keluar kaki kanan.

6. MAKAN TIGA JARI
Nabi s.a.w makan kurma dengan 3 jari iatu jari ibu, telunjuk dan hantu. Kita makan nasi kalau susah bolehlah dengan 3 suapan pertama ikut sunnah.

7. JAMINAN ALLAH
3 orang mendapat jaminan Allah iaitu orang yang memberi salam sebelum masuk rumah, orang yang keluar ke masjid dan orang yang keluar ke jalan Allah.

8. GUNTING BULU
Apabila lelaki dan perempuan tidak menggunting, mengemas bulu kemaluan dan ketiak selama 40 hari, maka iblis akan bersarang dan berbuai di situ.

9. JANGAN BERSIUL
Jangan bersiul kerana sewaktu mula-mula dibuang ke dunia, iblis mengembara sambil bersiul-siul dan orang yang bersiul itu adalah penghibur iblis.

10. CARA POTONG KUKU TANGAN
Mula dari jari telunjuk yang kanan terus ke kanan sampai kelingking kanan, disambung dari kelingking kiri ke ibu jari kiri hingga ibu jari kanan.

11. CARA POTONG KUKU KAKI
Mula dari kelingking kanan ke sebelah kiri sampai kelingking sebelah kiri.

12. PANJANG LENGAN BAJU
Panjang lengan baju Rasulullah SAW adalah hanya sampai pergelangan tangan sahaja.

13. PAKAIAN KESUKAAN
Pakaian kesukaan Rasulullah SAW adalah gamis iaitu baju labuh atau kurta.

14. BERSIWAK
Jika didahului dengan bersiwak (bersugi), satu kali anda bertasbih maka Allah hitung 70 kali bertasbih. Jika bersolat akan dihitung 70 kali solat.

15. DOA DALAM SUJUD
Saat yang paling hampir antara seseorang hamba dengan Tuhannya ialah ketika bersujud kerana itu hendaklah kamu memperbanyakkan doa di dalamnya.

16. ADAB DI TANDAS
Masuk tandas kaki kiri, pakai alas kaki dan tutup kepala.

17. ADAB MAKAN
Hendaknya menghindarkan diri dari kenyang yang melampaui batas. Sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas.

18. TIGA JENIS ORANG
3 jenis orang yang tidak akan dipandang oleh Allah SWT pada hari kiamat iaitu orang tua penzina, Raja yang berdusta, orang miskin yang sombong.

19. PAKAI MINYAK WANGI
Memakai minyak wangi adalah Sunnah maka pakailah terutama ketika hendak bersolat, ke masjid atau ke mana sahaja.

20. AMBIL WUDUK SEBELUM TIDUR
Gosok gigi dan ambil wuduk sebelum tidur malam kerana menjadi amalan yang sangat dirahmati dan menghindar gangguan iblis dan syaitan.

21. CINCIN PERAK
Pakai cincin perak di kelingking kanan atau kiri. Akan mendapat pahala Sunnah berterusan selama memakainya.

22. SOLAT FARDHU DI MASJID
Nabi SAW tidak pernah solat fardhu di rumah. Setiap langkah kanan ke masjid akan diangkat satu darjat dan langkah kiri akan dihapus satu dosa.

23. PAKAI CELAK
Gunakan celak ismid (dari galian) kerana ia menguatkan penglihatan dan menumbuhkan bulu mata. Setiap malam dicalit tiga kali pada mata kanan dan kiri.

24. PANJANG PAKAIAN
Panjang pakaian , jubah atau seluar seorang muslim adalah antara setengah betis dan tidak melebihi buku lali .

25. SOLAT FARDHU BERJEMAAH
Solat fardhu berjemaah di masjid dibayar 27 kali lipat dari solat sendirian di rumah. Jika anda waras dan sempurna akal, di manakah anda akan solat?

26. MENGUAP
Menguap adalah dari syaitan. Bila rasa hendak menguap, tahanlah atau tutuplah mulut dengan belakang tangan kerana syaitan akan masuk melalui mulut.

27. MENYIMPAN JANGGUT
Memotong misai dan menyimpan janggut. Lebih afdal dengan jambang sekali. Diberi pahala amal berterusan selama menyimpannya.

28. JANGAN MENGHADAP KIBLAT KETIKA BUANG AIR
Jangan menghadap / membel
akang Kiblat ketika buang air kecil / besar. Dibolehkan bila dalam bangunan, itupun kalau terpaksa.

29. WARNA PAKAIAN RASULULLAH
Disunatkan memakai pakaian berwarna putih kerana Rasulullah SAW menyukai pakaian berwarna putih.

30. POSISI TIDUR
Posisi tidur yang dianjurkan ialah mengereng di atas rusuk kanan, muka dan badan mengadap kiblat dan tapak tangan kanan di bawah pipi.

31. MINUM LEPAS MAKAN
Lepas makan nasi jangan terus minum. Tunggu sebentar anggaran selama berjalan 40 langkah barulah minum.

32. TIDUR SEBELUM ZOHOR
Tidur sebentar sebelum Zohor kerana ianya membantu ibadah di malam hari dan bangun sebelum gelincir matahari untuk solat Zohor.

33. BERDIRI HORMAT
Rasulullah SAW membenci perbuatan orang bangun dari tempat duduk dan berdiri memberi hormat apabila baginda lalu atau masuk ke suatu majlis.

34. PAKAIAN BERWARNA
Dilarang memakai pakaian warna kuning kemerahan seperti yang dipakai oleh sami Hindu / Buddha khususnya bagi lelaki.

35. MAKAN DENGAN ORANG MISKIN
Rasulullah SAW suka memberi makan atau makan bersama orang miskin. Jika kita makan bersama orang miskin, hendaklah kita mendahulukan mereka.

36. MENU RASULULLAH
Rasulullah SAW membuka menu sarapannya dengan segelas air sejuk yang dicampur dengan sesendok madu asli.

37. PEMBERIAN YANG TIDAK BOLEH DITOLAK
Ada 3 pemberian yang tidak boleh ditolak iaitu bantal, minyak wangi dan susu.

38. KETAWA RASULULLAH
Ketawa Rasulullah SAW hanyalah senyuman.

39. MINUMAN RASULULLAH
Minuman yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah minuman yang manis dan dingin.

40. HISAP AIR DALAM HIDUNG
Ketika membersihkan diri setelah bangun tidur jangan lupa menghisap air ke dalam hidung 3x kerana syaitan bermalam dalam lubang hidung.

41. BERI MAKAN ANAK YATIM
Nabi SAW suka memberi makan anak yatim. Sesiapa yang duduk makan bersama anak yatim dalam satu bekas, syaitan tidak akan menghampiri bekas tersebut.

42. LARANGAN PAKAI CINCIN
Dilarang memakai cincin di jari telunjuk dan jari tengah.

43. BANGUN TIDUR
Nabi SAW bangun tidur lalu duduk seraya mengusap muka dengan telapak tangan agar hilang ngantuknya dan membaca doa bangun tidur.

44. KONGSI MAKANAN
Jangan kedekut berkongsi makanan. Nabi SAW suka makan makanan yang banyak tangan memakannya.

45. 4 RAKAAT SEBELUM ZOHOR
Solat 4 rakaat setelah gelincir matahari sebelum zohor. Saat itu pintu langit dibuka untuk menerima amal soleh dan tertutup ketika solat zohor.

46. ISTIGHFAR
Nabi SAW beristighfar kepada Allah mohon keampunan dosa dan bertaubat setiap hari lebih dari 70 kali.

47. JANGAN MENCACI MAKANAN
Jangan mencaci makanan. Jika suka, makanlah , jika tidak suka biarkan sahaja.

48. APABILA BERTAMU
Apabila bertamu, jangan berdiri memberi salam di depan muka pintu tetapi dari sisi agar terpelihara pandangan dari melihat terus ke dalam rumah.

49. JAWAB SALAM DALAM TANDAS
Tidak diperkenan menjawab salam ketika di dalam tandas kerana ada lafaz Allah dalam kalimah jawab salam. Cukup dengan berdehem atau isyarat suara.

50. MAKANAN PANAS
Rasulullah SAW melarang meniup makanan panas. Hendaklah biarkan sejuk sedikit hingga mudah untuk dimakan.

51. GILIRAN MINUM
Jika berkongsi minum dalam satu bekas atau botol, hendaklah memberi giliran minum yang berikut kepada orang yang di sebelah kanan.

52. 3 AMAL
Nabi SAW menasihati jangan meninggalkan 3 amal iaitu puasa 3 hari sebulan (afdal 13,14,15 hb Hijrah), solat Dhuha dan solat sunat Witir.

53. JANGAN TIDUR MENIARAP
Jangan tidur meniarap kerana ia adalah posisi tidur ahli neraka dan yang dibenci Allah.

54. CARA PEGANG MISWAK
Miswak dipegang dalam keadaan jari kelingking dan ibu jari di bawah miswak dan jari lain di bahagian atas.

55. DUA RAKAAT SEBELUM SUBUH
Dua rakaat sunat sebelum solat fardhu Subuh itu adalah lebih baik dari dunia dan segala isinya....

Sebarkan...spya lbh ramai lg yg mengamalkn sunnah.

MENJELANG WAFATNYA HABIB ALI KWITANG

    Al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Habib Ali Kwitang) sebelum akhir hayatnya pada tahun 1968 mengalami pingsan selama kurang lebih 40 hari. Beliau hanya berbaring di tempat tidurnya tanpa sadarkan diri. Dalam keadaan itu beliau senantiasa disuapi air zamzam oleh putranya sebagai pengganti makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.

40 hari kemudian, akhirnya Habib Ali al-Habsyi mulai sadar. Dipanggillah putranya: “Ya Muhammad, antar Abah ke hammam (kamar mandi) untuk bersih-bersih diri.”

Mendengar ucapan ayahandanya seperti itu, Habib Muhammad merasa sangat senang karena ayahnya sudah berangsur sembuh. Diantarlah ayahnya oleh Habib Muhammad ke kamar mandi untuk bersih-bersih diri.

Usai Habib Ali al-Habsyi mandi dan berwudhu, beliau duduk di tempat tidurnya dan meminta dipakaikan pakaian kebesarannya yaitu jubah, imamah dan rida’nya. Lalu beliau meminta putranya untuk membacakan qashidah “Jadad Sulaima” yang menjadi kegemaran beliau. Qashidah tersebut adalah karangan guru beliau, yaitu al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi (Shahib Simthud Durar). “Ya Muhammad, aku lihat Rasulullah sudah hadir. Bacalah qashidah Jadad Sulaima. Lekaslah baca, ayo Bismillah!”

Mendengar ucapan ayahnya, segera Habib Muhammad membacakan qashidah tersebut sambil menangis dan tidak mampu menyelesaikan qashidah tersebut. Akhirnya yang melanjutkan qashidahnya adalah Habib Husein bin Thaha al-Haddad (ayah dari Kak Diding al-Haddad).

Setelah selesai pembacaan qashidah tersebut, Habib Ali al-Habsyi berkata: “Ya Muhammad, hari apakah ini?”

Habib Muhammad menjawab: “Hari Ahad ya Abah. Jamaah sudah penuh hadir di Majelis.”

Kemudian Habib Ali al-Habsyi kembali berkata: “Ya Muhammad, kirimkan salamku pada seluruh jamaah. Dan pintakan maaf atas diriku pada seluruh jamaah. Pintakan maaf untukku pada mereka. Sesungguhnya diri ini tidak lama lagi, karena sudah datang Rasulullah dan datuk-datuk kita.”

Dengan perasaan sedih yang mendalam, Habib Muhammad pun akhirnya menyampaikan pesan ayahnya pada semua jamaah yang hadir di Majelis Ta’lim Kwitang hari Minggu pagi itu. Tidak lama setelah itu, Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi menghembuskan nafasnya yang terakhir. Sebelum wafatnya, beliau mengajak kepada yang berada di sekitarnya untuk membaca talqin dzikir “La Ilaha Illallah”.

Semua yang hadir, termasuk Habib Ali bin Husein Alattas (Habib Ali Bungur), Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, dan para keluarga mengikuti ucapan Habib Ali al-Habsyi yang semakin lama semakin perlahan hingga hembusan nafasnya yang terakhir kali.

Akhirnya al-Habib Ali al-Habsyi wafat di pangkuan al-Habib Ali bin Husein Alattas dalam keadaan berpakaian kebesarannya. Al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi lahir di Jakarta pada hari Ahad 20 Jumadil Ula 1286 H/20 April 1870 M, dan wafat hari Ahad 20 Rajab 1388 H/13 Oktober 1968 M.

(Sumber : Khadim MT Kwitang yang beliau dapatkan dari Alm. al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi)

RIWAYAT HABIB UMAR BIN HAFIDZ

Habib Umar bin Hafidz dari waktu ke waktu

* 1972 : Beliau hanyalah seorang anak yatim berusia 9 tahun yang baru saja kehilangan ayah dan pendidik utamanya (Habib muhammad bin Salim) yang diculik dan dibunuh oleh rezim komunis yang berkuasa di Yaman Selatan kala itu, usai wafat sang ayah, beliau dan ibunya seringkali tidak makan berhari-hari karena tidak ada lagi yang menafkahi, dunia tidak bersahabat dengannya.

* 1981 : Pemerintah komunis penjajah yang berkuasa di Yaman semakin menjadi, mereka membunuh dan menyiksa para ulama, menutup rubat-rubat dan madrasah serta melarang semua hal yg berbau islam, keluarganya khawatir beliau akan bernasib sama seperti ayahnya, akhirnya ia terpaksa ''dilarikan'' ke kota Baidha, Yaman utara, selama 11 tahun beliau belajar,mengajar dan menikah di kota itu, setelah menikah beliau tinggal di sebuah rumah kecil dgn 3 ruangan(kamar,dapur,­dan toilet), beliau pun terpaksa ''mengungsi'' di dapur ketika teman-teman istrinya datang bertamu, dunia masih enggan bersahabat dengannya

* 1992 : Beliau kembali lagi ke kota Tarim bersama istri dan anaknya, karena belum punya tempat tinggal, beliau menumpang di rumah kakaknya AlHabib Ali Masyhur (Mufti Tarim saat ini), anaknya menceritakan keadaan saat itu :

''Kami tinggal dikamar yang sangat sempit, hanya cukup untuk 3 orang,aku,abahku dan ibuku, begitu sempitnya sampai-sampai abahku harus sholat tahajjud di jalan antara kamar dan toilet..ketika kami pindah ke rumah baru di kawasan ‘Aidid, aku seakan-akan baru masuk surga..''

* 1994 : Beliau mulai memiliki beberapa murid dari Yaman dan Indonesia, setiap selesai sholat subuh beliau harus menyetir mobil dari tarim ke kota Seiwun (sekitar 30 km dari Kota Tarim) guna membeli sarapan pagi untuk murid-muridnya, beliau dan keluarganya seringkali memakan sisa roti atau nasi murid-muridnya, karena dirumahnya tidak dijumpai makanan sama sekali), bahkan di hari raya beliau dan keluarga hanya bisa memakan sebungkus biscuit (padahal semisikin-miskinnya orng sini masih bisa makan daging waktu lebaran),waktu itu,ia hanya berkata pada anak-anaknya :
''Apakah ada yg kurang dari hidup kita meski kita cuma memakan biskuit di hari raya.. ?''

* 2015 : ketika banyak mata di dunia tertuju kepadanya, ketika semua bibir berebut mencium tangannya, ketika semua telinga menunggu setiap apa yg keluar dari lisannya, mereka mungkin tidak tahu bahwa beliau dulu adalah seorang anak yatim yang sempat ''diragukan'' masa depannya,.
Seluruh yang didapatkan Habib Umar saat ini adalah buah dari ketulusan,kesabaran dan keteguhan beliau dalam mengarungi kehidupan.
Habib Ali AlJufri salah seorang murid senior beliau pernah berkata :

''Habib Umar adalah contoh dari seorang yang tidak pernah menyerah pada kehidupan, sepahit apapun cobaan hidup yg ia rasakan..''
Demikianlah secuil perjalanan hidup guru mulia Habib Umar bin Hafidz yang penuh makna dan pelajaran, kini kota Jakarta bersiap menyambut kedatangannya. Jangan lewatkan mata ini memandang orang yang sangat beruntung didunia dan akhirat
Hafidzallah Habib Umar bin Hafidz

*Cerita ini dikumpulkan dari sumber antara lain, Habib Ali AlJufri, Sayyid Salim bin Umar, Syeikh Fahmi Ubaidun dan asatidz Darul Musthafa lainnya

LIDAH DIPOTONG KARENA MEMUJI RASULULLAH

   Dalam riwayat yang Tsiqah (kuat) bahwa
pada beberapa waktu yang lalu Syaikh Farazdaq
orang yang selalu memuji Rasulallah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia terus menerus memuji Rasul, kalau kita sekarang pujian-pujian itu
seperti qasidah, maka setiap tahun dia selalu
datang ke maqam Rasul di Masjid Nabawy dan
membaca syair-syair pujian kepada
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan setelah itu pulang,
setiap tahunnya seperti itu. Dan
setelah beberapa tahun datanglah seseorang
menegurnya dan mengundangnya makan malam ke rumahnya. Di Negara-negara
timur tengah Merupakan hal yang biasa jika ada orang asing di kampung mereka kemudian di undang ke rumah mereka untuk makan
bersama,itu adalah hal yang umum disana. Maka
Farazdaq sampailah di suatu tempat diluar kota Madinah dan masuklah ia ke dalam
sebuah rumah besar,kemudian ia dipegangi oleh
beberapa pengawal orang yang mengundangnya, dan orang yang mengundang ituberkata: “aku benci jika engkau memuji Rasulullah, sekarang
akan aku gunting lidahmu agar kau tidak bisa lagi membaca syair untuk memujiRasul, maka ia pun memaksanya dan mengeluarkan lidahnya dan menggunting lidah Farazdaq dan melepaskannya dan memberikan lidah itu
kepada Farazdaq kemudian menyuruhnya pergi .
Maka Farazdaq pergi dan menangis
menahan sakit bathin dan sakit zhahirnya,
Sakit zhahirnya bagaimana rasa sakit
jika lidah digunting,dan sakit bathinnya karena ia
tidak bisa lagi membaca syair untuk memuji Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam .Sebagaimana biasa maka ia pun pergi ke makam Rasulullah dan ia bersandar di hadrah
as syarif di dalam masjid nabawy, dan
ia berkata di dalam doanya: “Wahai
Allah, kalau shahibul maqam ini (Rasulullah) memang benci dengan perbuatanku ini maka
biarkan aku agar tidak lagi memujinya,
tetapi jika Engkau meridhai dan shahibul
maqam ini (Rasulullah) senang jika aku terus
memujinya dengan syair maka sembuhkanlah
aku”, maka ia pun dalam tangisnya
tertidur dan didalam tidurnya ia
bermimpi Rasulullah shallallahu ‘alihi
wasallam berhadapan dengannya dan
berkata: “mana lidahmu yang
digunting oleh orang itu? kemudian
diambil oleh Rasul dan beliau berkata: “buka
mulutmu” dan dikembalikan ke mulutnya dan Rasul berkata: “aku
gembira dengan perbuatanmu, maka teruskanlah
dakwahmu dan syairmu”, maka ia terbangun dan ia dapati lidahnya telah kembali
pada posisinya.Kemudian di tahun berikutnya syaikh Farazdaq kembali lagi
ke maqam Rasul dan memujinya
sebagaimana biasa ia lakukan tiap tahun,
dan ada lagi orang yang
mengundang untuk makan malam dirumahnya dan ia pun menerima undangan
itu dan ia pun dibawa kerumahnya, ketika dilihat rumah itu adalah rumah yang tahun lalu pernah ia datangi, maka syaikh Farazdaq tidak mau
masuk, maka orang itu berkata: “aku ingin kau masuk,kau jangan risau aku tau kau adalah orang yang baik dan kau lihat aku adalah orang yang
jujur”, maka Syaikh Farazdaq
masuk dan dilihat didalam rumah itu ada
sebuah penjara dari besi dan di dalamnya
ada seekor kera(monyet) besar dan kera itu terus
memandangi dan mengamuk melihat syaikh Farazdaq,maka berkatalah orang yang mengundang syaikh Farazdaq: “Wahai
syaikh taukah engkau siapa yang di
dalam kerangka besi itu?”, maka Farazdaq
menjawab: “itu kera“, maka lelaki itu berkata: “itu ayahku yang dulu setahun yang lalu
menggunting lidahmu, setelah ia melakukan itu maka Allah merubahnya menjadi seekor kera, wahai syaikh tolong doakan ayahku itu
supaya diampuni Allah dan diwafatkan, kasian karena dia telah berubah menjadi
kera”, maka Syaikh Farazdaq menangis dan
mendoakannya dan wafatlah seekor kera
itu.

Majelis Rasulallah shallallahu alaihi wassalam

KAROMAH AS SAYYID MUHAMMAD BIN ALWI AL MALIKI 2

Karomah As Sayyid Muhammad Bin Alawi Al Maliki Al Hasani – Makkah

   Al Imam As Sayyid Muhammad Al Maliki adalah salah satu dari mereka yang dicintai oleh Allah SWT, diangkat kedudukannya di sisi-Nya dan disisi makhluk-Nya sehingga beliau dicintai oleh umat ini. Beliau adalah salah satu kekasih Allah (wali Allah) yang dengannya Allah merahmati dan menjaga umat ini.
Banyak diriwayatkan tentang karomah beliau terutama oleh orang-orang yang dekat dengan beliau atau melihatnya secara langsung.
Salah satu murid beliau dari Indonesia, istrinya hamil tetapi keguguran. Maka dia mengadukan hal tersebut kepada beliau. Kemudian beliau mengambil rida’nya (serban yang diletakkan di atas pundak) lalu memerintahkan murid tadi untuk mengikatkannya di perut istrinya. Setelah itu ternyata istrinya tidak pernah keguguran dan Alhamdulillah melahirkan seorang anak laki-laki.
Ketika tiba musim haji, sebagaimana biasa rumah dan majlis beliau menjadi tempat berlabuhnya para jamaah haji. Di antara mereka ada yang datang memang menghadiri majlis ta’lim beliau, ada juga yang datang sekedar untuk mendapat keberkahan dengan memandang wajah beliau. Mereka yang datang dari berbagai penjuru dengan status masing-masing telah mendapat bagian dari majlis yang mulia itu.
Bahkan sudah menjadi maklum bahwa mereka yang datang ke tempat beliau akan mendapat hadiah tertentu, entah itu kitab atau bahkan uang.
Nah, ketika itu ada salah satu jamaah yang hadir melihat betapa banyak yang beliau keluarkan untuk menjamu dan menyenangkan para tamunya itu. Sehingga terbesit di hatinya, “Dari mana Sayyid Muhammad mendapatkan ini semua?”.
Tidak berapa lama beliau memanggil salah satu muridnyadan mengatakan kepadanya, “Katakan kepada orang itu (sambil memberi isyarat kepada orang yang dimaksud), jangan bertanya darimana aku memdapatkan ini semua, tapi tanyakanlah sudah kemana aku keluarkan!”. Rupanya beliau mengetahui apa yang terbesit di hati orang tersebut.
Dan termasuk karomah beliau, setiap akan ziaroh ke kota Al madinah Al Munawwarah selalu dengan isyarah dari Nabi Muhammad SAW melalui mimpi beliau atau salah satu dari muridnya. Dan seringkali beliau berziaroh kepada Rasulullah SAW karena mendapat perintah atau isyarah dari Rasulullah SAW sendiri.
Demikian hal (keadaan) hamba yang dicintai oleh Rasulullah, beliau SAW senantiasa memperhatikan dan menjaganya.
Pernah ketika Abuya melawat ke Singapura beliau berniat akan berangkat ke indonesia. Maka beberapa murid beliau di Indonesia terutama yang di Jakarta sudah bersiap-siap di Bandara untuk menyambut kedatangan Ulama kharismatik tersebut. Memang kehadiran beliau di Indonesia sangat diharapkan oleh para pecintanya, setelah sekian lama beliau tidak berkunjung ke Indonesia.
Akan tetapi apa mau dikata secara tiba-tiba beliau membatalkan kunjungannya ke Indonesia dan langsung pulang ke Makkah. Ketika ditanya perihal itu, beliau menjawab bahwa beliau diperintah Sayyidah Aisyah (melalui mimpi) untuk langsung kembali ke Makkah Al Mukarramah.
Dan yang demikian ini tidak terjadi sekali dua kali tetapi
berkali-kali. Bisa dikatakan bahwa setiap akn melakukan safar beliau selalu beristikharah terlebih dahulu, menunggu adanya isyarah.
Suatu saat salah satu orang menyarankan agar di rumah beliau di gali sumur untuk kebutuhan air sehari-hari. Kemudian Abuya menyambut baik saran itu, lalu beliau memerintahkan salah satu muridnya untuk beristikharah agar di tentukan di bagian mana yang akan digali.
Setelah istikharah dan mendapat isyarah, si murid menunjuk salah satu tempat di halaman rumah beliau di Rushaifah tepatnya di pojok timus di samping pintu gerbang. “Insya Allah disini tempatnya”, kata si murid.
Maka dimulailah pengeboran sumur itu, Subhanallah apa yang di dapat oleh si murid dengan isyarah tadi memang kenyataan. Keluar air yang bersih dan deras sehingga sampai saat ini dipakai untuk kebutuhan sehari-hari keluarga dan murid-murid beliau. Padahal kita tahu kondisi tanah kota Makkah, tandus dan berpasir. Kadang-kadang untuk mengebor sumur mencapai kedalaman 100 meter lebih. Tetapi tidak dengan sumur di rumah beliau.
Sumber: Mutiara Ahlu Bait Dari Tanah Haram, Biografi As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani

KEUTAMAAN PUASA ASYURA

     Tausyiah Habib Munzir Al Musawa - Keutamaan Puasa Asyura

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ : مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَتَحَرَّى، صِيَامَ يَوْمٍ، فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ، إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ، يَوْمَ عَاشُورَاءَ، وَهَذَا الشَّهْرَ، يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ.
(صحيح البخاري)

Dari Abdullah bin Abbas ra berlata: “tiada kulihat Nabi SAW berusaha keras dalam suatu hari yang diutamakannya dari puasa dihari lainnya, kecuali hari Asyura (10 Muharram), dan bulan ramadhan” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي هَذَا الشَّهْرِ اْلعَظِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha Membuka jiwa-jiwa hamba untuk mencintai hal yang terluhur dari segala sesuatu yang luhur di sisi Allah subhanahu wata’ala, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka semulia-mulia kehidupan adalah kehidupan yang dipenuhi dengan pengorbanan untuk pembenahan dakwah sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan seluhur-luhur kehidupan adalah kehidupan para penerus cita-cita sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Mereka adalah pelita di barat dan timur, yang merupakan rahasia rahmat Ilahi yang mewarisi kebahagiaan dan kemuliaan, sehingga seseorang yang mendekat kepada mereka akan semakin terang benderang jiwanya, semakin diberi kemudahan dan diangkat segala kesulitannya oleh Allah subhanahu wata’ala, karena mereka dekat dengan pelita penyambung rahmatan lil’alamin, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang telah bersabda :

أُتِيتُ بِمَفَاتِيحِ خَزَائِنِ الْأَرْضِ حَتَّى وُضِعَتْ فِي يَدِي. قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ فَذَهَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْتُمْ تَنْتَقِلُونَهَا

“Diberikan kepadaku kunci-kunci pendaman bumi (anugerah-anugerah Allah) hingga diletakkan ditanganku”, Abu Hurairah Ra berkata : “kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat, dan kalianlah yang akan mewarisinya”

Maka terwariskanlah cahaya kebahagiaan dunia dan akhirat serta seluruh kenikmatan kepada ummat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan seluruh kenikmatan adalah bagian dari rahmat Allah subhanahu wata’ala. Semua kenikmatan itu Allah bagikan kepada seluruh makhlukNya yang beriman atau pun yang tidak beriman, keapda makhlukNya yang akan melewati kehidupan yang abadi, atau makhlukNya yang hanya akan hidup dalam kehidupan yang fana. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
( الأعراف : 156 )
“ Dan rahmatKu (Allah) meliputi segala sesuatu”. ( QS. Al A’raf : 156 )

Maka semua benda yang akan berakhir masanya dan tidak berlanjut pada kehidupan yang kekal pun akan mendapatkan bagian dari rahmat Allah subhanahu wata’ala. Dan rahmat Allah subhanahu wata’ala telah dikenalkan kepada kita, yaitu sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga tersebar dan terpancarlah darinya cahaya rahmat Ilahi yang memunculkan seluruh rahmat Allah yang ada. Disebutkan dalam riwayat Shahih Al Bukhari bahwa Allah subhanahu wata’ala menciptakan satu rahmat untuk disebarkan ke bumi, sehingga seluruh bentuk dari rahmat Allah yang ada di muka bumi ini berlanjut hingga akhir zaman. Dan masih tersisa 99 rahmat Allah subhanahu wata’ala yang masih akan diberikan kepada hamba-hambaNya yang beriman kelak dalam kehidupan di surga.

Hadirin yang dimuliakan Allah
Saat ini kita berada di bulan yang agung yaitu bulan Muharram, di mana begitu banyak anugerah dan peristiwa-peristiwa agung yang terjadi di bulan ini. Diantaranya yang disebutkan dalam kitab tafsir At Tahriir Wa At Tanwiir, bahwa datangnya pasukan Abrahah yang menunggangi gajah untuk menghancurkan Ka’bah adalah di bulan Muharram, maka di bulan Muharram itulah terjadinya kehancuran pasukan Abrahah dan Allah menyelamatkan Ka’bah dari serangan pasukan Abrahah, sebab dalam waktu dekat yaitu 2 bulan setelahnya adalah bulan Rabi’ Al Awwal, yaitu bulan kelahiran sang pembawa rahmat sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sehingga di tahun itu disebut dengan Tahun Gajah. Begitu juga diantara para nabi dan rasul beserta umat-umat mereka banyak yang mendapatkan anugerah dan kenikmatan berupa petolongan dan keselamatan dari Allah subhanahu wata’ala di bulan Muharram. Sebagaimana nabi Nuh As selamat dari musibah banjir dan mendaratkan perahunya di hari ‘Asyuraa, tanggal 10 Muharram. Demikian juga selamatnya Nabi Musa As dari kejaran Fir’aun dan terbelahnya lautan hingga menenggelamkan Fir’aun dan pengikutnya juga terjadi pada hari ‘Asyuraa. Dan disebutkan bahwa api Namrud yang membakar nabi Ibrahim As yang kemudian Allah menjadikan api itu sejuk atas nabi Ibrahim, hal itu juga terjadi pada bulan Muharram. Di bulan Muharram ini adalah bulan kelahiran nabi Ibrahim As, dan kelahiran nabi Isa As, kelahiran nabi Shalih As. Kemudian pada bulan Muharram ini juga Allah subhanahu wata’ala menyelamatkan dan mengeluarkan nabi Yunus dari dalam perut ikan Paus. Begitu juga terdapat pendapat yang mengatakan bahwa di bulan Muharram Allah subhanahu wata’ala mempertemukan nabi Yusuf As dengan ayahnya nabi Ya’qub As setelah sekian lama berpisah sebagaimana yang dikisahkan dalam surat Yusuf, adpun pendapat lain mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada hari ‘Asyuraa. Kemudian Allah subhanahu wata’ala memberikan kekuasaan kepada nabi Sulaiman pada bulan Muharram, dan Allah menerima tobat nabi Daud As di bulan Muharram. Juga disebutkan dalam riwayat yang tsiqah bahwa Allah subhanahu wata’ala mengangkat nabi Isa As ke langit pada bulan Muharram. Dan Allah subhanahu wata’ala menurunkan nabi Adam As dan sayyidah Hawwa’ ke bumi di bulan Muharram. Dalam salah satu riwayat dijelaskan bahwa sayyidah Hawwa’ diturunkan ke bumi yaitu di pantai yang saat ini dikenal dengan nama Jeddah, maka sayyidah Hawwa’ duduk di tepi pantai kemudian malaikat memberinya pakaian dari surga, lalu ia diperintah untuk pergi menuju tanah haram hingga sampailah sayyidah Hawwa ke tanah haram (Makkah Al Mukarramah) dari arah sebelah timur, kemudian malaikat memerintahnya untuk duduk di atas sebuah bukit, maka bukit tersebut dikenal dengan nama bukit Marwah, yang berasal dari kata Mar’ah yang artinya adalah wanita. Kemudian nabi Adam As diturunkan ke bumi lalu diperintah untuk menuju tanah haram dari arah sebelah barat, dan setelah sampai di tanah haram ia diperintah untuk duduk di atas di atas sebuah bukit, kemudian malaikat berkata : “Marhaban bika ya shafiyallah (selamat datang wahai pilihan Allah)”, sehingga bukit itu dikenal dengan nama bukit Shafa. Dan nabi Adam As diajari oleh Allah subhanahu wata’ala untuk membangun bumi, dengan bercocok tanam, berkebun, atau berternak dan lainnya, karena jika nabi Adam As tidak mengetahui hal itu dan tidak mengajarkan kepada keturunannya maka kelak bumi tidak akan ada yang memakmurkannya, maka nabi Adam As pun mulai bercocok tanam, dan berternak, hingga ketika tiba musim dingin ia membuat pakaian penghangat dari kulit domba, kemudian ia memberikannya satu pakaian kepada sayyidah Hawwa’ lalu ia pun menangis dan berkata : “Sungguh aku merindukan pakaian penghangat yang terbuat dari sutera lembut yang ada di surga, pakaian kulit domba ini sangat kasar dan menyakitkan kulit”, maka nabi Adam As berkata : “Inilah pakaian kita di muka bumi”. Dan di bulan Muharram pula kota Madinah dibuka untuk hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kaum muslimin. Maka ketika itu mulailah para sahabat hijrah ke Madinah Al Munawwarah sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berhijrah pada bulan Rabi’ Al Awwal. Adapun perhitungan bulan Hijriyah diawali dengan bulan Muharram sebab perputaran bulan yang dalam masa setahun kembali pada porosnya itu diawali dari bulan Muharram.

Al Imam Ibn Abbas Radhiyallahu ‘anhuma juga menjelaskan dalam tafsir Ibn Abbas bahwa makna firman Allah “ وَاْلفَجْرِ ” dalam surat Al Fajr adalah waktu Fajar hari pertama bulan Muharram. Kemudian dalam tasfir Al Imam At Thanthawi menjelaskan makna dari ayat selanjutnya " وَلَيَالٍ عَشْرٍ" yang dimaksud adalah malam-malam 10 hari pertama bulan Muharram. Maka hal ini menunjukkan bahwa 10 hari pertama bulan Muharram memiliki kemuliaan yang sangat besar. Dan Al Imam Qulyubi menjelaskan di dalam hasyiyahnya bahwa tidak ada bulan yang lebih mulia daripada bulan Muharram kecuali bulan Ramadhan. 

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
(رواه مسلم )
“ Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah Muharram”

Sebagian pendapat Ulama’ mengatakan bahwa puasa pada bulan Muharram yang dimaksud adalah puasa hari ‘Asyuraa (10 Muharram). Sebagaimana riwayat sayyidina Ibn Abbas Ra yang berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak begitu memperhatikan puasa di hari tertentu kecuali puasa di hari ‘Asyura dan di bulan Ramadhan. Hal ini menunjukkan bahwa puasa di bulan Ramadhan dan hari ‘Asyuraa sangat diperhatikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, puasa di bulan Ramadhan sudah pasti sangat diperhatikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena merupakan puasa wajib, akan tetapi Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam juga sangat memperhatikan puasa di hari ‘Asyuraa, yang merupakan puasa sunnah. Namun Al Imam As Syafii berkata akan kesunnahan berpuasa sehari sebelum tanggal 10 Muharram atau sesudahnya, agar tidak menyerupai kaum Yahudi yang juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram, sebagaimana riwayat sayyidina Ibn Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
خَالِفُوا الْيَهُودَ صُومُوا يَوْمًا قَبْلَهُ أَوْ يَوْمًا بَعْدَهُ

“Selisihilah kaum Yahudi, berpuasalah sehari sebelumnya (‘Asyuraa) atau sehari sesudahnya”

Dan dalam riwayat yang lain sayyidina Abdullah Ibn Abbas Ra berkata 
:
حِينَ صَامَ عَلَيْهِ الصَّلاةُ والسَّلَامُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ ، قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ إنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى ، فَقَالَ عَلَيْهِ الصَّلاةُ والسَّلَامُ : فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ ، فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ عَلَيْهِ الصَّلاةُ والسَّلَامُ

“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam puasa di hari ‘asyuraa, para sahabat berkata : “wahai Rasulullah, hari itu adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani, kemudian Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam berkata : “Jika demikian di tahun yang akan datang insyaallah kita berpuasa di hari ke 9 Muharram”, dan belum tiba tahun yang akan datang namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat”.

Hari ‘Asyuraa ini juga merupakan hari kasih dalam anggota keluarga dengan dengan bersilaturrahmi, menebar kasih sayang, atau dengan meluaskan nafkah untuk keluarga. Disebutkan bahwa di malam ‘Asyura sayyidina Umar bin Khattab Ra mengundang para sahabat dan menjamu mereka dengan hidangan-hidangan khusus. Dan hari ‘Asyura juga disebut sebagai hari santunan bagi anak-anak yatim, sebagaimana ’asyura adalah adalah hari kasih antara anggota keluarga, sehingga anak-anak yatim yang tidak mempunyai keluarga sudah selayaknyalah kaum muslimin yang menyantuni mengasihi dan menyenangkan mereka. Disebutkan juga dalam riwayat bahwa perang Khaibar terjadi pada tahun bulan Muharram tahun ke 7 H. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa perang Khaibar diawali pada bulan Dzulhijjah, dan berlangsung hingga bulan Muharram dan Safar. Sebagaimana di Khaibar adalah benteng kaum Yahudi yang berjumlah sangat banyak, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kaum muslimin memerangi benteng-benteng tersebut hingga benteng yang terakhir. Hal ini berawal ketika pimpinan kaum munafik yaitu Abdullah bin Ubay bin Salul setelah mendapati kekuatan Quraisy melemah untuk melawan kaum muslimin, maka Abdullah bin Salul mencari kekuatan yang dapat membantu mereka menghancuran Islam, mereka adalah orang-orang Yahudi yang memiliki banyak benteng Khaibar yang berada di sekitar Madinah, dimana jika orang Yahudi telah sepakat untuk menghancurkan Islam maka musuh-musuh Islam dari kabilah-kabilah yang lain dapat mengepung kaum muslimin dari segala penjuru. Dan ketika kabar sampai kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa orang-orang Yahudi Khaibar telah bersekutu dengan musuh-musuh Islam untuk memerangi kaum muslimin dari segala penjuru benteng Khaibar. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintah untuk menulis surat kepada kaum Yahudi, dan diantara isi dari surat tersebut adalah : 

Bismillahirrahmanirrahim, dari Muhammad Rasulullah (shallallahu ‘alaihi wasallam ) kepada kaum Yahudi, kalian telah mengetahui di dalam kitab kalian (Taurat) disebutkan firman Allah subhanahu wata’ala : 

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
( الفتح : 29 )

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kalian melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada wajah mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati orang-orang yang menanamnya karena Allah ingin menjadikan orang-orang kafir marah (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal baik di antara mereka pengampunan dan pahala yang besar”. ( QS. Al Fath : 29 )

Sebagian Ulama’ menafsirkan makna ayat -أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ - maksudnya adalah keras keinginan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kaum muslimin untuk mengislamkan orang-orang kafir, bukan keinginan yang kuat atau kekerasan untuk membunuh mereka. Sebab jika keinginan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah membunuh atau membinasakan orang-orang kafir, maka hal itu cukuplah hanya dengan meminta dan berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala untuk memusnahkan mereka semua, seperti yang terjadi di masa nabi Nuh As atas doa nabi Nuh As sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :

وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لَا تَذَرْ عَلَى الْأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا
( نوح : 26 )
“ Nuh berkata: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi”. ( QS. Nuh : 26 )

Namun hingga saat ini masih banyak orang-orang kafir di muka bumi, maka ayat tadi menunjukkan bahwa sifat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kaum muslimin terhadap orang-orang kafir sangat keras dan kuat adalah keinginannya untuk mengislamkan mereka, dan bukan dengan kekerasan namun dengan kelembutan dan kasih sayang. Sebagaimana disebutkan dalam ayat selanjutnya - رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ- saling berkasih sayang diantara mereka. Mereka semua mencari keridhaan Allah subhanahu wata’ala dan hal itu tampak dari bekas-bekas sujud, namun yang dimaksud bekas sujud bukanlah bekas hitam di dahi, sebagaimana tidak ada satu riwayatpun yang menyebutkan bahwa Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam memilki tanda hitam di dahi sebagai bekas sujud, padahal beliau adalah pemimpin ahli sujud, akan tetapi bekas sujud yang dimaksud adalah cahaya sujud yang terpancar dalam diri mereka yang tidak akan hilang dan sirna baik di dunia atau di akhirat, wajah mereka cerah di dunia dan di akhirat kelak jauh lebih cerah. Dan hal itu ( Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah utusan Allah yang sangat berkasih sayang) juga disebutkan di dalam kitab Taurat dan kitab Injil, sehingga orang-orang yang tidak mendustakan maka mereka akan beriman, sedangkan mereka yang mendustakan akan tetap dalam kekukufuran. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata dengan suara yang lantang :

اللَّهُ أَكْبَرُ خَرِبَتْ خَيْبَرُ إِنَّا إِذَا نَزَلْنَا بِسَاحَةِ قَوْمٍ فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنذَرِينَ

“Allahu Akbar hancurlah Khaibar, sungguh jika kami turun di halaman kaum (Yahudi), maka buruklah pagi hari yang akan dialami oleh orang-orang yang diberi peringatan”

Kemudian di pagi harinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar bersama kaum muslimin menuju Khaibar. Demikian indahnya politik peperangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang selalu memilih waktu perang di pagi hari, dan tidak mau menyerang pada malam atau sore hari, sebab di pagi hari orang-orang masih dalam keadaan segar bugar. Berbeda dengan politik kita, yang mana akan mencari atau memilih waktu ketika musuh-musuh dalam keadaan lemah atau belum siap. Kemudian penduduk benteng Khaibar berkata : “Muhammad dan pasukannya telah datang“, maka ketika itu mulai lah benteng Khaibar satu per satu dihancurkan hingga sampai pada benteng terakhir yang terkuat, dimana di benteng itulah terpendam seluruh harta dan sandang pangan kaum Yahudi. Maka ketika itu panji peperangan diberikan kepada sayyidina Abu Bakr As Shiddiq Ra namun di hari itu benteng tersebut belum bisa ditembus. Dan di hari kedua panji peperangan diberikan kepada sayyidina Umar bin Khattab Ra, namun di hari itu benteng pun belum bisa ditembus. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata : “Esok panji ini akan kuserahkan kepada seseorang yang mencintai Allah dan RasulNya”. Ketika pagi menjelang semua sahabat berharap untuk dipanggil oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan diberikan panji kepadanya. Sehingga diantara para sahabat berkata : “Belum pernah kami mengharapkan kepemimpinan kecuali di hari tersebut”, karena para sahabat tidak mengharapkan kepemimpinan sebab khawatir atas dirinya tidak dapat memikul amanah dan tangggungjawab tersebut, namun karena disaat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata bahwa pemimpin yang membawa panji itu adalah seseorang yang mencintai Allah dan RasulNya, maka semua sahabat mengharapakn hal itu. Keesokan harinya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menanyakan dan mencari sayyidina Ali bin Abi Thalib, lantas para sahabat berkata bahwa sayyidina Ali bin Abi Thalib sedang terkena penyakit mata, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memanggilnya dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam meniup kedua matanya hingga sembuhlah ia dari sakit mata, lalu diberikanlah panji peperangan itu kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib Kw. Maka ketika itu sayyidina Ali bin Abi Thalib maju untuk menyerang benteng Khaibar dan menorobos derasnya deru panah yang diarahkan kepadanya, hingga ia sampai di depan benteng Khaibar dan menancapkan bendera perang di samping benteng Khaibar, kemudian ia menjebol benteng Khaibar dengan tangannya dan meluluhkan kaum Yahudi yang berada di dalamnya. Diriwayatkan dalam sirah Ibn Hisyam bahwa di saat itu tujuh orang tidak mampu mengangkat runtuhan atau potongan dari benteng tersebut, dan dalam riwayat lainnya juga disebutkan walau dengan jumlah 40 orang pun runtuhan dari benteng tersebut tidak belum bisa terangkat, namun sayyidina Ali bin Abi Thalib mampu mengangkat dengan satu tangannya berkat doa sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka di saat semua benteng Khaibar telah dikuasai oleh kaum muslimin. Sehingga diantara orang-orang Yahudi ada yang meminta keselamatan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan mereka pun pergi menjauh dari Madinah, sedangkan diantara mereka ada yang menetap di Madinah namun dengan membayar Jizyah, yaitu semisal pajak yang harus dibayar oleh orang kafir yang bukan wanita, anak-anak, fuqara’ atau orang gila yaitu sebanyak 2 Dinar dalam setiap tahunnya. Musuh-musuh Islam banyak mempermasalahkan masalah jizyah yang diharuskan kepada orang-orang kafir, padahal zakat bagi orang kafir hanya ada satu macam, sedangkan zakat yang harus dibayar oleh kaum muslimin terdapat 7 macam zakat . Jadi zakat yang diwajibkan kepada orang kafir jauh lebih ringan daripada zakat yang diwajibkan kepada umat Islam. Disebutkan dalam sirah Ibn Hisyam, ketika terjadi perang Tabuk dan raja Yohana membayar jizyah untuk kerajaannya maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menulis surat yang berbunyi bahwa barangsiapa yang telah membayar jizyah, maka ia telah aman dengan jaminan Muhammad rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam baik di darat atau di lautan. Demikian cara yang sangat indah di dalam ajaran Islam dari bimbingan sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan perang Khaibar mengingatkan kita pada satu kejadian dimana ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dijamu dengan berbagai macam hidangan yang telah matang, dan ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan mengambil bagian dari makanan tersebut, maka makanan-makanan yang telah dimasak, dipanggang atau dibakar itu bersuara dan berkata : “Wahai Rasulullah, aku telah dibubuhi racun maka janganlah engkau memakanku”. Hingga makanan yang sudah dimasak pun masih diberi izin oleh Allah subhanahu wata’ala untuk berbicara kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam demi menjaga beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dari kejahatan musuh-musuh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian besar dan hebatnya cinta makhluk-makhluk Allah subhanahu wata’ala kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Hadirin yang dimuliakan Allah
Rahasia bulan Muharram berpuncak pada semakin kuatnya kita membangun cinta kita kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang dengan hal itu Allah subhanahu wata’ala akan membukakan pintu anugerahNya seluas-luasnya. Ya Allah di bulan Muharram Engkau telah menyelamatkan para nabi dan rasul, di bulan Muharram Engkau pertemukan nabi Adam dan sayyidah Hawwa’ di muka bumi, di bulan Muharram Engkau selamatkan nabi Nuh As dan ummatnya, di bulan Muharram Engkau selamatkan nabi Yunus As, di bulan Muharram Engkau selamatkan nabi Ibrahim As, di bulan Muharram Engkau selamatkan nabi Musa As dan kaumnya, di bulan Muharram Engkau terima tobat nabi Daud As, di bulan Muharram Engkau berikan kerajaan kepada nabi Sulaiman, di bulan Muharram Engkau persatukan nabi Ya’qub As dan nabi Yusuf As, di bulan Muharram Engkau buka Madinah Al Munawwarah untuk kaum muslimin berhijrah, di bulan Muharram pula Engkau berikan kepada kami kemuliaan puasa ‘asyuraa yang menghapus dosa setahun yang lalu (HR. Muslim). Maka kita berdoa demi kemuliaan bulan Muharram, semoga Allah subhanahu wata’ala melimpahkan kepada kita anugerah-anugerah agung, sebagaimana anugerah yang diberikan kepada para nabi dan rasul serta umat-umat sebelum kita. Ya Allah mereka semua telah menikmati dan melewati anugerah-anugerah itu, namun Engkau Yang Maha memberi dan membagikan kemuliaan di bulan Muharram masih tetap ada, maka kami memanggil namaMu Yang Maha Luhur untuk Engkau jawab doa dna munajat kami.

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama

َياالله...يَاالله... ياَالله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ...لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ...لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ...مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ

Tuesday, October 20, 2015

PERCAKAPAN RASULULLAH DENGAN SAHABAT

     Pada suatu hari Rasulullah SAW duduk bersama sahabat-sahabatnya dan bertanya kepada mereka bermula di tanyakan kepada Saiyidina Abu Bakar:
"Apa yang kamu suka dari dunia ini?"
Dan berkatalah Saiyidina Abu Bakar ra.
"Aku suka dari dunia ini 3 perkara:

1.Duduk-duduk bersama Rasulullah
2.Melihat wajah Mu ya Rasullah
3.Aku korbankan harta ku untuk Mu ya Rasulullah "

Lalu Rasulullah bertanya kepada Saiyidina Umar ra.
"Bagaimana pula denganmu ya Umar?"
Jawab Saiyidina Umar,
"Ada 3 perkara juga yang aku suka:

1.Membuat kebaikan walaupun dalam keadaan manusia tidak mengetahuinya.
2.Mencegah kemungkaran walaupun dalam keadaan terang-terangan
3.Berkata yang benar walaupun pahit"

"Dan bagaimana pula denganmu wahai Uthman?"
Berkata Saiyidina Uthman
"Ada 3 perkara yg aku suka:

1.Memberi makan
2.Memberi salam
3.Bersolat malam di waktu manusia tidur"

"Bagaimana pula dengan kamu wahai Ali?"
"Aku juga cintakan 3 perkara:

1.Memuliakan tetamu
2.Berpuasa di musim panas
3.Dan memukul musuh dengan pedang"

Kemudian bertanya Rasulullah pada Abu Zar.
"Apa yg kamu suka di dunia ini?"
Berkata Saiyidina Abu Dzar
"Aku suka 3 perkara di dunia ini:

1.Lapar
2.Sakit
3.Mati

Kemudian Rasulullah bertanya, "Kenapa wahai Abu Dzar?"
Berkata Saiyidina Abu Dzar, "Aku sukakan lapar kerana ia membersihkan hati. Aku sukakan sakit kerana ia ngurangkan dosa-dosaku. Aku sukakan maut kerana dengannya dapat bertemu Tuhanku"

Kemudian bersabdalah Rasulullah SAW
"Aku cintakan dari dunia ini 3 perkara:

1.Wangi-wangian
2.Wanita yang solehah
3.Sembahyang menjadi penyejuk hati ku"

Kemudian di waktu itu turunlah malaikat Jibril as memberi salam kepada Rasulullah dan para sahabat lalu malaikat Jibril mengatakn "Aku sukakan di dunia kamu ini 3 perkara:

1.Menyampaikn risalah
2.Menunaikan amanah
3.Cinta terhadap orang miskin"

Kemudian malaikat Jibril naik ke langit dan turun sekali lagi ke bumi lalu berkata:
"Sesungguhnya Allah SWT mengucapkan salam kepada kamu semua dan Allah SWT berfirman; Sesungguhnya Allah suka kepada dunia kamu ini 3 perkara:

1.Lidah yang sentiasa berzikir
2.Hati yang sentiasa khusyuk
3.Jasad yang sabar menanggung ujian"

Adakah kesukaan kita kepada dunia masuk dlm kesukaan Allah,Jibril,Rasulallah dan Sahabat

Monday, October 19, 2015

MUHADDITS WAHABI

     Pada akhir-akhir ini diantara ulama yang dibanggakan dan dijuluki oleh golongan Wahabi/Salafi sebagai ahli hadits adalah Syeikh Albani, karena menurut mereka ilmunya tentang hadits 'bagaikan samudera tak bertepi'. Di kalangan Wahabi/Salafi, lelaki satu ini dianggap 'muhaddits' paling ulung di zamannya. Itu klaim mereka. Bahkan sebagian mereka tak canggung menyetarakannya dengan para imam hadits terdahulu. Dari karakteristik cara pengikutnya dalam membanggakan Albani, terkesan seolah Albani sederajad dengan Imam Bukhori pada zamannya. Cukup fantastis. Mereka gencar mempromosikannya lewat berbagai media. Dan usaha mereka bisa dikatakan berhasil.

Sering ditemukan beberapa tahun belakangan ini banyak kitab, buku, artikel, dan postingan di internet yang memuat kalimat : 'disahihkan oleh Syaikh Al Albani'. Padahal selama ini orang setidaknya hanya mengenal redaksi hadits seperti : diriwayatkan oleh 'Syaikhon' (Imam Bukhari dan Imam Muslim), atau 'diriwayatkan oleh Imam Bukhari', 'sahih Bukhari', 'sahih Muslim' dan yang semisalnya dari Imam-imam Muhaddits yang mu'tabar (kredibel).

Kalangan muslim banyak yang tertipu dengan hadits-hadits edaran mereka yang di akhirnya terdapat kutipan, 'disahihkan oleh Albani' itu, sehingga semua hadits bila telah dishohihkan atau dilemahkan dan sebagainya, oleh beliau ini, sudah pasti lebih mendekati kebenaran. Dan dengan munculnya seorang yang dianggap sebagai ahli hadits abad ini, kini muncul istilah baru yang jadi icon dan 'jaminan mutu', apabila sebuah hadits sudah dapat stempel : 'disahihkan oleh Al Albani'. Para salafi itu seolah memaksakan kesan bahwa dengan kalimat itu Albani sudah setaraf dengan Imam Turmuzi, Imam Ibnu Majah dan lainnya. Bahkan mereka menjulukinya sebagai Al-Imam Al-Mujaddid Al 'Allamah Al-Muhaddits Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Sayangnya pemujaan terhadap syaikh yang satu ini tanpa disebutkan dari mana sang Mujaddid wal Muhaddits ini mendapatkan sanad hadits. Meskipun salah satu situs resmi Wahhabi di Indonesia mencoba membantahnya dengan menyebutkan guru-gurunya, namun tidak dapat membuktikan sanad yang muttashil (bersambung) sampai kepada Rasululloh shallallohu 'alayhi wa aalihi wa sallam.

Al Albani adalah ulama dari kalangan "orang-orang yang membaca hadits" dan mencoba mentakhrij hadits-hadits yang disampaikan Imam Bukhari dan Imam Muslim yang merupakan ulama dari kalangan "orang-orang yang membawa hadits" yakni ulama yang mempunyai ketersambungan sanad atau memiliki ilmu riwayah dan dirayah dari Salafush Sholeh yang meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Sedangkan ulama dari kalangan "orang-orang yang membaca hadits" adalah para ulama yang mengaku-aku mengikuti atau hanya menisbatkan kepada salafush sholeh namun tidak bertemu atau bertalaqqi (mengaji) dengan Salafush Sholeh. Apa yang mereka katakan sebagai pemahaman Salafush Sholeh adalah ketika mereka membaca hadits, tentunya ada sanad yang tersusun dari Tabi'ut Tabi'in, Tabi'in dan Sahabat. Inilah yang mereka katakan bahwa mereka telah mengetahui pemahaman Salafush Sholeh. Bukankah ternyata itu hanyalah pemahaman mereka sendiri terhadap hadits tersebut

Berkata Habib Munzir al Musawa

Beliau (Albani) itu bukan Muhaddits, karena Muhaddits adalah orang yg mengumpulkan hadits dan menerima hadits dari para periwayat hadits, Albani tidak hidup di masa itu, ia hanya menukil nukil dari sisa buku-buku hadits yang ada masa kini. Kita bisa lihat Imam Ahmad bin Hanbal yang hafal 1.000.000 hadits (1 juta hadits), berikut sanad dan hukum matannya, hingga digelari Huffadhudduniya (salah seorang yg paling banyak hafalan haditsnya di dunia), (rujuk Tadzkiratul Huffadh dan siyar a'lamunnubala) dan beliau tak sempat menulis semua hadits itu, beliau hanya sempat menulis sekitar 20.000 hadits saja, maka 980.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman.

Sebagai perbandingan salah seorang Muhaddits Indonesia, syaikh Muhammad Yasin ibn Muhammad 'Isa al-Fadani memiliki rantaian sanad yang bersambung sampai kepada Rasululloh SAW. Sementara syaikh al Albani dapat dikatakan lebih sebagai kutu buku yang banyak menghabiskan waktu di perpustakaan untuk mempelajari hadits, ketimbang sebagai ahli hadits (Muhaddits). Sebab persyaratan untuk dapat dikatakan sebagai seorang tokoh Ahli Hadits (Muhaddits) amatlah berat.

Setidaknya ada 3 syarat menurut Imam Ibnu Hajr al Asyqolani Asy Syafi'ie :

1. Masyhur dalam menuntut ilmu hadits dan mengambil riwayat dari mulut para ulama, bukan dari kitab-kitab hadits saja.

2. Mengetahui dengan jelas Thabaqat generasi periwayat dan kedudukan mereka.

3. Mengetahui Jarah dan ta`dil dari setiap periwayat, dan mengenal mana hadits yang shahih atau yang Dhaif, sehingga apa yang dia ketahui lebih banyak dari pada yang tidak diketahuinya, juga menghapal banyak matan haditsnya.

Hadits terdiri dari dua disiplin ilmu, yaitu Ilmu Dirayat dan Ilmu Riwayat. Ilmu Dirayat lebih dikenal dengan ilmu Mushtalah Hadits yang membahas status hadits terkait sahih, hasan, dlaif atau maudlu'nya. Sementara ilmu Riwayat berkaitan dengan sanad hadits sampai kepada Rasulullah Saw. Kedua disiplin ilmu ini tidak dapat dipilih salah satunya saja bagi ahli hadits, keduanya harus sama-sama mampu dikuasai. Sebagaimana yang dikutip beberapa kitab Musthalah Hadis terkait pengakuan Imam Bukhari bahwa beliau hafal 300.000 hadis, yang 100.000 adalah sahih dan yang 200.000 adalah dlaif, maka Imam Bukhari juga hafal dengan kesemua sanadnya tersebut. (Syarah Taqrib an-Nawawi I/13)

Imam Bukhari hafal 600.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya dimasa mudanya, namun beliau hanya sempat menulis sekitar 7.000 hadits saja pada shahih Bukhari dan beberapa kitab hadits kecil lainnya, dan 593.000 hadits lainnya sirna ditelan zaman, demikian para Muhaddits besar lainnya, seperti Imam Nasai, Imam Tirmidziy, Imam Abu Dawud, Imam Muslim, Imam Ibn Majah, Imam Syafii, Imam Malik dan ratusan Muhaddits lainnya.

Muhaddits adalah orang yang berjumpa langsung dengan perawi hadits, bukan jumpa dengan buku-buku, tapi Albani hanya jumpa dengan sisa-sisa buku hadits yang ada masa kini.

Albani bukan pula Hujjatul Islam, yaitu gelar bagi yang telah hafal 300.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya, bagaimana ia mau hafal 300.000 hadits, sedangkan masa kini jika semua buku hadits yang tercetak itu dikumpulkan maka hanya mencapai kurang dari 100.000 hadits.

Al Imam Nawawi itu adalah Hujjatul islam, demikian pula Imam Ghazali, dan banyak Imam Imam Lainnya.

Albani bukan pula Alhafidh, ia tak hafal 100.000 hadits dengan sanad dan hukum matannya, karenanya ia banyak menusuk fatwa para Muhadditsin, sehingga menunjukkkan ketidak fahamannya akan hadits-hadits tersebut.

Albani bukan pula Almusnid, yaitu pakar hadits yang menyimpan banyak sanad hadits yang sampai ada sanadnya masa kini, yaitu dari dirinya, dari gurunya, dari gurunya, demikian hingga para Muhadditsin dan Rasul SAW, orang yang banyak menyimpan sanad seperti ini digelari Al Musnid, sedangkan Albani tak punya satupun sanad hadits yang muttashil.

Berkata para Muhadditsin, "Tiada ilmu tanpa sanad" maksudnya semua ilmu hadits, fiqih, tauhid, alqur'an, mestilah ada jalur gurunya kepada Rasulullah SAW, atau kepada sahabat, atau kepada Tabiin, atau kepada para Imam Imam, maka jika ada seorang mengaku pakar hadits dan berfatwa namun ia tak punya sanad guru, maka fatwanya mardud (tertolak), dan ucapannya dhoif, dan tak bisa dijadikan dalil untuk diikuti, karena sanadnya Maqtu.

Berikut diantara penyimpangan-penyimpangan Albani yang dicatat para ulama :

§ Menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, Almukhtasar al Uluww, hal. 7, 156, 285.

§ Pengkafiran terhadap orang-orang yang bertawassul dan beristighatsah dengan para nabi dan orang-orang soleh seperti dalam kitabnya "at-Tawassul" .

§ Menyerukan menghancurkan Kubah hijau di atas makam Nabi SAW (Qubbah al Khadlra') dan menyuruh memindahkan makam Nabi SAW ke luar masjid, Tahdzir as-Sajid, hal. 68-69.

§ Mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir, Salsalatul Ahadits Al-Dlo'ifah, hadits no: 83.

§ Mengharamkan ucapan salam kepada Rasulullah ketika shalat dengan kalimat 'Assalamu 'alayka ayyuhan-Nabiyy'. Dia berkata: Katakan "Assalamu 'alannabiyy" alasannya karena Nabi telah meninggal, "Sifat shalat an-Nabi".

§ Memaksa umat Islam di Palestina untuk menyerahkan Palestina kepada orang Yahudi, Fatawa al Albani.

§ Mengharamkan Umat Islam mengunjungi sesamanya dan berziarah kepada orang yang telah meninggal di makamnya, Fatawa al Albani.

§ Mengharamkan bagi seorang perempuan untuk memakai kalung emas, Adaab az-Zafaaf .

§ Mengharamkan umat Islam melaksanakan solat tarawih dua puluh raka'at di bulan Ramadan, Qiyam Ramadhan, hal.22.

§ Mengharamkan umat Islam melakukan shalat sunnah qabliyah jum'at, al Ajwibah an-Nafiah.
"Apabila akhir umat ini melaknat generasi awalnya, maka hendaklah orang-orang yang mempunyai ilmu pada ketika itu menzahirkan ilmunya, sesungguhnya orang yang menyembunyikan ilmunya pada waktu tersebut umpama seseorang yang menyembunyikan apa yang telah diwahyukan kepada (Sayyidina) Muhammad sallallahu alihi wasallam" [Imam Al-Bukhari - Kitab Tarikh 2/1/180]

Sumber:Generasi Salaf

KISAH WALIYULLAH 1

   Hiduplah seorang Waliyah (wali Allah perempuan) yang sangat ternama di zamannya dengan kecintaan beliau kepada Allah SWT.
Sekali waktu beliau ini ditanyai orang: “Apakah engkau mencintai Rasulullah SAW, selain engkau juga cinta kepada Allah SWT?” jawab beliau: “Hatiku sudah dipenuhi cinta kepada-Nya dan tidak bisa mencintai selain-Nya.”
Malamnya beliau bermimpi, mendengar suara dari Arsy:
“Wahai fulanah, engkau kami cintai, tapi bukan engkau yang paling kami cintai”.
Terkejutlah beliau didalam mimpinya dan beliau bertanya: “Siapakah yang lebih dicintai dari diriku?”

Didalam mimpinya beliau melihat seorang pemuda yang sedang lelap tertidur di pangkuan Baginda Rasulullah SAW.
“Dialah yang lebih kami cintai dari engkau, karena dia cinta kepada kekasih kami, dan kekasih kami pun cinta kepadanya, kami cinta kepadanya melebihi cinta kami kepada engkau”.
Terbangunlah waliyah ini dan di carilah olehnya pemuda ini.

Akhirnya si waliyah ini berjumpa dengan sang pemuda tadi, di lihatnya apa amal dan kerjanya, si pemuda ini rupanya hanyalah seorang sayyid miskin yang menjadi kuli di pasar, pulang dari pasar, dia merawat ibunya yang sakit, malamnya ia beribadat, itu saja.

Dihari yang kedua, di lihatnya si pemuda kembali bekerja di pasar, tapi di hari itu tidak ada yang menggunakan tenaganya, akhirnya dia pulang dengan tangan kosong. Waliyah ini mengikuti si pemuda sampai di depan rumahnya, tiba-tiba si pemuda menengadahkan tangannya ke langit dengan dengan tanpa berdoa dan berkata-kata, dengan seizin Allah SWT tiba-tiba ditangannya sudah di penuhi uang.

Di Hari yang ketiga, di lihatnya si pemuda ini tidak bekerja, ketika di cari-carinya ternyata sang pemuda terbaring sakit, kata si pemuda: “Wahai fulanah, kemarilah!”.
Berkata si sayyid miskin ini: “Aku tahu engkau fudhul (usil ingin tahu) dengan diriku selama 3 hari ini, ketahuilah olehmu, cintamu itu sudah cacat bercela, engkau mencintai satu kekasih saja, kekasih yang lain tidak engkau cintai, jawablah aku, kekasih mana yang bisa meridhoimu?.”

Terkejutlah si Waliyah ini dan iapun sadar, bahwa si pemuda adalah soerang Wali Allah yang lebih utama dari dirinya. kemudian di dengarnya si pemuda bermunajah: “Wahai kekasih, sudah terbuka rahasia antara kita berdua, tiada guna aku berlama-lama disini, jemputlah aku untuk berjumpa dengan-Mu.” Lalu si pemuda menyebut: “Allah”, wafatlah beliau pada saat itu juga, si Waliyah inipun menangis tersedu-sedu dan menyadari kesalahannya.

Sumber: Al-Habib Rafiq bin Luqman Al-Kaff

RIWAYAT SAYYIDINA HUSSEIN

    Sayyidina Hussin dilahirkan di Kota Madinah pada 5 Sya’ban, tahun 4 Hijrah. Perbedaan umur di antara Sayyidina Hussin dan abangnya Sayyidina Hassan adalah setahun sepuluh bulan. Lahirnya Sayyidina Hussin turut menambahkan kegembiraan Rasulullah SAW. Baginda yang memberi nama “Hussin” itu yang bermaksud, “Si kecil cantik”.
Sewaktu menyambut kelahiran cucu lelakinya yang kedua itu, Rasulullah SAW begitu ceria. Sewaktu memangku cucunya itu, tiba-tiba wajah baginda berubah. Orang-orang yang berada di keliling baginda merasa heran mengapa wajah baginda tiba-tiba berubah sedih. Rupanya Rasulullah SAW sudah tahu bahwa akhir hidup Sayyidina Hussin amatlah menyedihkan di mana beliau akan dibunuh dengan kejam.
Sebagai cucu yang selalu dipanggil sebagai puteranya, Rasulullah SAW sangat sayang sekali dengan Sayyidina Hussin. Pada suatu hari, ketika masih kecil, Sayyidina Hussin kelihatan bertengkar dengan abangnya Sayyidina Hassan di hadapan baginda dan ibu mereka, Siti Fatimah. Perkara seperti itu biasa berlaku di kalangan kanak-kanak. Rasulullah SAW segera menegur Hassan. Siti Fatimah merasa kurang senang melihat sikap Rasulullah SAW menegur seorang saja dari kedua cucunya itu. Maka Siti Fatimah berkata:
“Wahai ayah, kenapa menegur Hassan saja?”
“Karena Jibril sudah menegur Hussin,” jawab baginda.

Tatkala kecilnya Sayyidina Hussin selalu berada di sisi kakeknya, sewaktu baginda sedang mengajar para Sahabat. Maka dia mendapat pelbagai ilmu dan contoh teladan dari kakeknya itu secara langsung. Sebagaimana abangnya, Sayyidina Hussin juga seorang yang cerdik. Dia telah dapat menghafal hadith-hadith Rasulullah semenjak kecil.
Sayyidina Hussin memang ditakdirkan Allah untuk menjadi seorang yang agung di kalangan umat Islam. Semenjak kecil, beliau menunjukkan contoh-contoh akhlak yang terpuji sebagai mewarisi sifat-sifat ayah dan kakeknya. Semenjak kecil juga, beliau telah menunjukkan sifat berani sebagaimana ayahnya juga. Setelah kewafatan Rasulullah, yakni waktu Sayyidina Umar Al Khattab menjadi Khalifah, ketika beliau sedang memberi khutbah di mimbar, Sayyidina Hussin yang masih kanak-kanak telah berkata kepada Sayyidina Umar dengan beraninya,
“Turun engkau dari mimbar ayahku (Rasulullah SAW) dan pergilah berkhutbah di atas mimbar ayahmu.”
Sayyidina Umar yang suka merendah diri menjawab dengan lembut kepada cucu kesayangan Rasulullah itu,
“Ayahku tidak mempunyai mimbar seperti ayahmu.”
Sayyidina Umar turun dari mimbar dan mengangkat Sayyidina Hussin untuk duduk di sebelahnya sebelum menyambung khutbahnya. Demikian beraninya Sayyidina Hussin waktu kecilnya.

Dalam hal keberanian, Sayyidina Hussin melebihi Sayyidina Hassan, abangnya. Demikianlah yang telah diwariskan dari Rasulullah SAW untuknya. Belaiu banyak menyertai peperangan bersama umat Islam.
Sewaktu kewafatan Khalifah Sayyidina Ali, Sayyidina Hassan telah dilantik sebagai khalifah. Demi menjaga perpaduan umat Islam, akhirnya Sayyidina Hassan menyerahkan jawatan itu kepada Sayyidina Muawiyah. Sayyidina Hussin tidak setuju dengan tindakan abangnya itu. Namun karena menghormati abangnya, maka Sayyidina Hussin mengalah.
Sebelum Muawiyah meninggal, beliau telah berwasiat agar anaknya Yazid menggantikan tempatnya setelah dia tiada. Waktu itu Yazid memaksa semua para Sahabat membuat pengakuan taat setia kepadanya. Ketika itu Sayyidina Hussin telah berangkat meninggalkan Kufah, menuju ke Madinah. Sebenarnya ramai yang tidak setuju dengan perlantikan Yazid itu. Penyokong-penyokong Sayyidina Hussin mengutus surat kepadanya agar dia kembali ke Kufah untuk dilantik sebagai Khalifah. Penduduk Kufah enggan menerima Yazid sebagai khalifah.
Sebelum kembali ke Kufah, Sayyidina Hussin telah mengantar utusannya untuk menyelidiki apakah benar isi kandungan surat itu. Setelah ternyata ia benar maka Sayyidina Hussin bersiap-siap untuk membawa kaum keluarganya kembali ke Kufah. Sayyidina Hussin yang sangat baik, tidak sedikit pun menaruh prasangka bahwa suatu yang buruk akan menimpa dirinya dan ahlul bait yg lain.

Sayyidina Hussin tetap mau membawa keluarganya bersama. Maka akhirnya rombongan Sayyidina Hussin yang terdiri dari 72 orang pun berangkat ke Kufah. Kebanyakan anggota rombongan adalah wanita dan kanak-kanak termasuk anak Sayyidina Hussin iaitu Ali Zainal Abidin yang sedang meningkat remaja.
Ada pihak memberitahu Yazid bahwa Sayyidina Hussin hendak merampas kuasa. Maka Yazid telah menghantar tentaranya untuk menghalangi Sayyidina Hussin dari dibaiat oleh pendududk Kufah. Ada riwayat yang menyatakan bahwa Yazid cuma mengarahkan tenteranya untuk mengintrogasi, bukan untuk membunuh Sayyidina Hussin dan keluarganya. Namun, apa yang berlaku seterusnya sungguh sangat menyayat hati.

Rombongan Sayyidina Hussin yang seramai 72 orang itu terpaksa berhadapan dengan tentara Yazid sebanyak 4000 orang! Terjadilah peristiwa berdarah di Karbala. Pembunuhan kejam terhadap kaum keluarga Rasulullah SAW di Karbala itu berlaku pada 10 Muharram tahun 61 Hijrah. Pertempuran itu telah menyebabkan hampir seluruh anggota rombongan Sayyidina Hussin dibunuh.

Pertempuran itu berlaku dari waktu subuh hingga ke waktu Asar. Sungguhpun rombongan Sayyidina Hussin, kecil jumlahnya namun mereka bermati-matian mempertahankan diri. Dalam perang itu, Sayyidina Hussin menunjukkan keberanian luar biasa. Walaupun dalam keadaan sulit dan bahaya, beliau sempat mengerjakan solat Zuhur dan Asar.
Apabila hampir senja, tinggal beberapa orang saja dari kalangan keluarga Sayyidina Hussin sedangkan pihak musuh telah kehilangan hampir 1000 orang tentaranya. Pertempuran yang berlangsung begitu lama menunjukkan betapa hebatnya Sayyidina Hussin dan anak-anak buahnya menentang musuh.Akhirnya Sayyidina Hussin menemui ajalnya apabila sebatang anak panah tiba-tiba mengenai tubuhnya, tepat di bagian jantungnya. Dalam keadaan berlumuran darah dan amat letih setelah sehari suntuk berperang, Sayyidina Hussin menghembuskan nafasnya yang terakhir di padang Karbala itu.
Kata-kata terakhir yang diucapkannya,
“Oh Tuhan, mereka telah membunuh putera Nabi Mu sedangkan di dunia ini tiada lagi putera Nabi selain aku.”

Dalam perang itu mereka yang selamat adalah wanita dan kanak-kanak termasuklah adik Sayyidina Hussin, yaitu Zainab Al Kubra dan anak Sayyidina Hussin yaitu Ali Zainal Abidin. Ali Zainal Abidin lah yang menjadi penyambung keturunan Rasulullah. Dia juga nyaris dibunuh tetapi Tuhan mengkehendaki agar bersambungnya keturunan Rasulullah, maka dia selamat.
Kepala Sayyidina Hussin telah dipotong dan dihantar kepada Yazid. Menurut sejarah, Yazid menangis apabila melihat kepala cucu Rasulullah itu. Beliau mengarahkan agar kepala itu dihantar ke Madinah berserta keluarga dan anaknya, dengan upacara kehormatan dan kemuliaan. Tubuh Husain dikuburkan di Karbala, sedangkan kepalanya ditanam di Madinah, bersebelahan dengan makam ayah dan ibunya.

Demikainlah perginya cucu kesayangan Rasulullah SAW itu. Dia menjadi korban keganasan fitnah oleh golongan yang cinta dunia. Menurut suatu keterangan sejarah, tiada seorang pun dari mereka yang terlibat dalam pembunuhan Sayyidina Hussin dan ahlul bait di Karbala itu selamat. Allah telah menyegerakan hukuman untuk mereka di dunia lagi. Ada yang mati dibunuh, ada yang jadi buta, ada yang mukanya jadi hitam dan macam-macam lagi. Bahkan ada yang kehilangan kuasanya dalam waktu yang singkat. Mereka berniat untuk membunuh keturunan Rasulullah SAW tetapi Allah menyelamatkan Ali Zainal Abidin, anak lelaki tunggal Sayyidina Hussin sebagai penyambung zuriat baginda. Dari Ali Zainal Abidin, lahir ramai keturunan yang mulia dan suci ini.