Popular Posts

Monday, November 23, 2015

Manfaat Sholat Dhuha


   Assalamualaikum guys, Oke kali ini saya mau bahas tentang manfaat dari shoat dhuha kususnya bagi para pengusaha nih terutama (cita-cita saya tuh guys hehehe). Kemaren kan saya ngasih tutorial cara sholat dhuha yang benar nih, klik link “DISINI” aja kalo mau tau tata cara sholat dhuha nih hehe. Tulisan ini saya buat juga bukan menurut saya sendiri tapi berdasaran orang – orang yang sudah berpengalaman dan sudah membuktikannya
Pengusaha Yang Sukses Lewat Sholat Dhuha

Nah ini dia pengusaha yang sukses lewat sholat dhuha seperti, pengusaha internet marketing VSI dan E-miracle dan lain2nya + ustad juga yaitu Yusuf Mansur, lalu pengusaha keuangan yaitu Sandiaga Uno, lalu pengusaha ayam bakar mas mono yaitu Agus Pramono, lalu pengusaha pendidikan yaitu Ippho Santosa, lalu pengusaha pakaian yaitu Saptuari Sugiharto. Omset mereka naik pesat setelah rutin melaksanakan sholat dhuha dan memang omset mereka naik drastis pada usahanya.
Coba saja kamu cari pengusaha – pengusaha muda yang di atas lewat google, mereka tuh masih muda, sukses, dan suka berbagi loh, hebat yah kan wkwkwk. Oke kali ini di bawah saya akan menjelaskan tentang manfaat sholat dhuha menurut Al Quran dan Hadist agar kamu percaya bahwa Al Quran dan Hadist juga menyuru kita dhuha agar rejeki kita dicukupkan oleh Allah.
Manfaat Shalat Dhuha Menurut

Al Quran Dan Hadist

Abu Dzar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Setiap tulang dan persendian badan dari kamu ada sedekahnya; setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap amar ma’ruf adalah sedekah, dan setiap nahi munkar adalah sedekah. Maka, yang dapat mencukupi hal itu hanyalah dua rakaat yang dilakukannya dari Shalat Dhuha.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud)
Abu Hurairah r.a. berkata, “Kekasihku, Muhammad Saw. Berwasiat kepadaku agar melakukan tiga hal: Berpuasa tiga hari pada setiap bulan(Hijriah, yaitu puasa putih atau Bidl, tanggal 13,14,15), dua rakaat shalat Dhuha, dan agar aku melakukan shalat Witir dulu sebelum tidur.” (HR Bukhari-Muslim)
Rasulullah Saw. bersabda: “Shalat Dhuha itu shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.”
(HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan)
Didalam Surah Adh-Dhuha Allah swt bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi.” (QS. 93:1-2). Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allah swt sampai bersumpah pada kedua waktu itu?. Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang utama paling dalam setiap harinya.
Sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dhuha: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu dilain sa’at ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Shalat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim)
Terus bagaimana tidak senang Allah dengan seorang hamba yang seperti ini, sebagaimana janjiNya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allah
dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 5:35)

6 Keutamaan Sholat Dhuha Dalam Diri Manusia

Nah kita melaksanakan sholat dhuha tidak hanya sekedar menjadi orang kaya saja, tapi juga menjadi sehat dalam tubuh dan juga manfaat pahala guys.
Hadits Rasulullah Muhammad saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:

1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim)

2. Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!”.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!
Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)

3. Sebuah rumah di surga
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surga.” (Shahih al-Jami`: 634)

4. Memperoleh ganjaran di sore hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:
Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya”
(Shahih al-Jami: 4339)
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”
(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”).

5. Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih al-Targhib: 673)
Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih al-Jami`: 6346)

6. Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

Sunday, November 8, 2015

SUNNAH RASULULLAH

SUNNAH NABI ITU EMANG SUPER

1. B.A.B duduk, beresiko tinggi terkena wasir/ambeien. BAB jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

2. Kencing berdiri beresiko prostat dan batu ginjal. Kencing jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

3. Enzim di tangan membantu makanan lebih mudah dicerna. Dibanding dengan besi, kayu, atau plastik, makan dengan tangan lebih bersih, fitrah dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

4. Makan dan minum berdiri dpt mengganggu perncernaan. Dengan duduk lebih santun dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

5. Makan di kursi, masih kurang menyehatkan. Dengan duduk di lantai, tubuh akan membagi perut menjadi 3 ruang: udara, makanan dan air, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

6. Makan buah setelah makan (cuci mulut) kurang bagus bagi lambung, karena ada reaksi asam. Yang sehat adalah makan buah sebelum makan, membantu melicinkan saluran pencernaan dan membuatnya lebih siap, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

7. Tidur tengkurep tidak bagus untuk kesehatan, bahkan itu tidurnya syetan. Tidur menghadap kanan lebih menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.

8. Banyak Rahasia Sunnah yg telah diteliti para pakar, dari segi hikmah, manfaat, dan kesehatan. Benarlah yg dikatakan: di balik sunnah ada kejayaan. Bagi kita, jika misalnya belum tahu manfaatnya, terus saja semangat mengikuti adab dan tuntunan Rasul. Manfaat itu efek samping, motivasi utamanya adalah mengikuti adab dan tuntunan Rasul.

9. Seorang dokter Eropa berkata: jika semua manusia mengamalkan 3 sunnah saja (sunnah makan, sunnah di Kamar Mandi, dan sunnah tidur), maka harusnya saya berhenti jadi dokter karena tidak ada pasien..
Subhanallah....

Cintailah sunnah Nabi, tidak hanya adab2 sehari tapi seluruh apa yang telah Rasul Allah tetapkan dalam agama Islam

Semoga Bermanfaat aminnn....

HABIB ANIS AL- HABSYI

"MENGENAL KEPRIBADIAN LUHUR Al-HABIB ANIS BIN ALWI AL-HABSYI"
( cucu oleh pengarang Maulid simthuddurrar Al-Qutb Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )
Dua minggu pasca-Lebaran tahun 2006, umat muslim di Soloraya tersentak mendengar kabar duka. Seorang tokoh ulama panutan yang juga keturunan dari Rasulullah saw, Habib Anis Al-Habsyi dikabarkan telah menghadap ke rahmatullah. Menurut keterangan dari dokter, Habib Anis yang kala itu berusia 78 tahun, wafat karena penyakit jantung yang dideritanya.
Sontak, kabar tersebut membuat para murid dan pecinta beliau yang tersebar di penjuru dunia, bergegas untuk ikut memberikan penghormatan terakhir kepada sang guru. Kota Solo di hari wafat Habib Anis diserbu puluhan ribu pentakziah. Dengan diiringi tangisan dan air mata, mereka melepas kepergian cucu Muallif Simtuddurar tersebut.
Ya, kepergian Habib Anis memang patut menjadi duka bagi semua, khususnya kaum Aswaja di wilayah Soloraya. Hal ini sama dengan yang diungkapkan Habib Abdullah Al-Haddad ketika menyaksikan kepergian gurunya itu:
“Kami kehilangan kebaikan para guru kami ketika mereka meninggal dunia. Segala kegembiraan kami telah lenyap, tempat yang biasa mereka duduki telah kosong. Aku akan tetap menangisi mereka selama aku hidup dan aku rindu kepada mereka. Aku akan selalu kasmaran untuk menatap wajah mereka. Aku akan megupayakan hidupku semampukun untuk selalu mengikuti jalan hidup para guruku, menempuh jalan leluhurku.”
ANAK MUDA BERPAKAIAN TUA
Habib Anis lahir di Garut Jawa Barat pada tanggal 5 Mei 1928. Ayahnya, Habib Alwi, merupakan putera dari Habib Ali Al-Habsyi (Muallif Simtuddurar) yang hijrah dari Hadramaut Yaman ke Indonesia untuk berdakwah. Sedangkan ibunya bernama Khadijah. Ketika beliau berumur 9 tahun, keluarga beliau pindah ke Solo, sampai akhirnya menetap di kampung Gurawan, Pasar Kliwon Solo.
Sejak kecil, Habib Anis dididik oleh ayah sendiri, juga bersekolah di madrasah Ar-Ribathah, yang juga berada di samping sekolahannya. Habib Anis tumbuh menjadi seorang pemuda nan alim dan berakhlak luhur. Habib Ali Al-Habsyi, adik beliau menyebut kakaknya seperti “anak muda yang berpakaian tua”.
Tentang maqam ilmu dan akhlak yang dimiliki Habib Anis, salah satu cucunya yang bernama Muhammad bin Husain mengungkapkan sosok Habib Anis sebagai orang yang sangat mencintai ilmu.
“Ketika usia muda, beliau gemar sekali membaca buku. Tiap malam ketika istrinya tidur, beliau membaca kalam Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi (kakek Habib Anis) sampai beliau terkadang menangis ketika membaca untaian nasehat kakeknya. Ketika istrinya terbangun beliau langsung mengusap airmatanya supaya tidak terlihat oleh istrinya,” ujarnya.
Bahkan ketika usia sudah mulai tua, Habib Anis masih haus kepada ilmu. “Beliau pernah berencana untuk membeli laptop dan belajar mengetik untuk bisa mencatat ilmu yang didapatnya. Beliau juga berencana untuk datang pameran kitab di Mesir supaya bisa membeli kitab-kitab langka yang dijual disana,” imbuh Habib Muhammad.
Ditambahkan oleh Habib Muhammad, meskipun Habib Anis termasuk ahli ilmu, akan tetapi dia lebih dikenal dengan kemuliaan akhlaqnya. “Karena beliau selalu menampilkan akhlaq yang mulia, padahal keluasan ilmunya tidak diragukan lagi,” terangnya.
Akhlak Habib Anis, diantaranya tercermin dari sikap sumeh (murah senyum) dan dermawan yang dimilikinya. Ibu Nur Aini penjual warung angkringan depan Masjid Ar-Riyadh menuturkan, “Habib Anis itu bagi saya, orangnya sangat sabar, santun, ucapannya halus dan tidak pernah menyakiti hati orang lain, apalagi membuatnya marah,”
Seringkali menjelang Idul Fitri, Habib Anis memberikan sarung secara cuma-cuma kepada para tetangga, muslim maupun non muslim. “Beri mereka sarung meskipun saat ini mereka belum masuk islam. Insya Allah suatu saat nanti dia akan teringat dan masuk islam.” kata Habib Anis yang ditirukan Habib Hasan, salah seorang puteranya.
GURU PARA SYURIYAH
Menurut Habib Muhammad bin Husein, semasa hidupnya, Habib Anis mengabdikan untuk berdakwah dan bergelut dalam majelis ilmu. “Beliau punya pengajian setiap harinya saat ba'da dzuhur, kecuali Jumat dan Ahad, di kediaman beliau. Pernah, ketika istri beliau meninggal masyarakat datang untuk berta'ziyah. Namun begitu tiba waktunya pengajian, langsung beliau membuka kitabnya dan mulai membaca serta mengajar. Didalam rumah jenazah istrinya sedang dimandikan tapi beliau tetap istiqomah mengajar dan membimbing ummat,” terangnya.
Habib Anis juga dikenal sebagai pribadi yang istiqomah dalam segala hal, tentang keistiqomahan ini juga diakui oleh salah satu muridnya yang kini mengemban amanah sebagai Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sukoharjo, KH Ahmad Baidlowi.
“Dalam banyak hal, Habib Anis selalu tertata rapi, meskipun di banyak aktivitasnya sebagai imam sholat, pengajian, menerima tamu, membuka toko dan sebagainya,”
Dalam dakwahnya, Kiai Baidlowi menuturkan Habib Anis memiliki beberapa konsep, yang kesemuanya dapat dilihat langsung di Masjid Riyadh sampai sekarang. “Yakni, masjid sebagai tempat ibadah. Zawiyah, sebagai pusat ilmu dan toko sebagai media penggerak ekonomi,” ujarnya.
Terkait hal ini, Habib Anis sendiri pernah menyampaikan bahwa ada empat hal yang penting: “Pertama, kalau engkau ingin mengetahui diriku, lihatlah rumahku dan masjidku. Masjid ini tempat aku beribadah mengabdi kepada Allah. Kedua, zawiyah, di situlah aku menggembleng akhlak jama’ah sesuai akhlak Nabi Muhammad SAW. Ketiga, kusediakan buku-buku lengkap di perpustakaan, tempat untuk menuntut ilmu. Dan keempat, aku bangun bangunan megah. Di situ ada pertokoan, karena setiap muslim hendaknya bekerja. Hendaklah ia berusaha untuk mengembangkan dakwah Nabi Muhammad saw.
Ulama asal Pasuruan itu menambahkan, meskipun tidak pernah masuk dalam struktur NU di Solo, namun peranan Habib Anis atas kemajuan NU di wilayah Soloraya sangatlah besar. Beberapa muridnya bahkan kini menjadi Rais Syuriyah, diantaranya KH A. Baidlowi dan KH Abdul Aziz (Wonogiri).
Sebagai penerus kekhalifahan (imam) di Masjid Riyadh, Habib Anis meneruskan beerbagai kegiatan yang telah dirintis oleh para pendahulunya. Kegiatan seperti Haul Habib Ali Al-Habsyi, Khatmul Bukhari, dan Maulid yang terselenggara setiap malam Jumat selalu dihadiri oleh ratusan bahkan puluhan ribu jamaah dari berbagai daerah. Para ulama terkemuka, seperti Tuan Guru Zaini Abdul Ghani, Abuya Dimyati, Kiai Siraj dan lainnya, bahkan pernah hadir di Masjid Riyadh untuk mengikuti majelis ilmu yang dipimpin Habib Anis.
Sebagai seorang ulama, Habib Anis juga pernah berkeinginan untuk menulis kitab. Namun, hingga akhir hayat beliau belum berkesempatan untuk merealisasikannya. “Belum sempat menulis kitab, hanya berencana. tapi kedahuluan dijemput oleh Allah,” tutur Habib Muhammad.
Pada hari Senin, tanggal 6 November 2006 atau 14 Syawal 1427 H pukul 12.55 WIB, Habib Anis wafat di RS. Dr. Oen dalam usia 78 tahun. Beliau dimakamkan di sebelah makam ayahnya, yang terletak di sisi selatan Masjid Riyadh. Kini, meski telah wafat, hampir setiap hari makamnya dikunjungi para peziarah dan namanya juga senantiasa disebut setiap ada pembacaan kitab maulid Simtuddurar.
(Ajie Najmuddin)
Sumber:
Majalah Hidayah edisi 115, Maret 2011 hal.64-68
Wawancara Habib Muhammad bin Husein bin Anis, 28 Februari 2014.
Wawancara KH Ahmad Baidlowi di Masjid Riyadh Solo, 19 Februari 2014

Tuesday, November 3, 2015

CERITA MISTIS MBAH PRIOK


   Cerita Mistis Makam Mbah Priok (1)

Salah satunya adalah 'dihadangnya' pasukan Satpol PP oleh makhluk halus di makam Mbah Priok. Ceritanya sekitar pukul 10.30 WIB lebih dari seribu anggota Satpol PP sudah tiba di kompleks pemakaman Mbah Priok.
Begitu turun dari mobil, rombongan Satpol langsung bergerak menuju makam. Wush! Mereka berhasil melewati gerbang makam.
Tapi, saat akan melangkah menuju makam Mbah Priok, langkah mereka terhenti. Stop! Mereka tak dapat
melanjutkan langkah menuju. Padahal saat itu, mereka hanya berhadapan dengan sekitar 50 warga yang sejak pagi bertugas mengamankan makam.
"Saya yakin pasukan Satpol PP itu dihadang makhluk halus yang dikirim Allah untuk mengamankan makam," ujar seorang ustad yang biasa berziarah ke makam Mbah Priok.
Karena langkah pasukan Satpol PP yang jumlahnya ribuan itu terhenti, dan jumlah warga yang ada di situ hanya sekitar 50-an, maka tak ada perlawanan.
Warga pun kemudian pulang karena takut menghadapi petugas yang jumlahnya sangat tidak seimbang. Setelah warga pulang untuk makan siang dan sholat zuhur, lalu datang lagi dengan jumlah yang lebih banyak. Bentrokan pun tak dapat dihindari.
Kesaksian seorang ustad mengenai makhluk halus yang 'menghadang' Satpol PP ini diperkuat dengan fakta bawha usaha penggusuran makam Mbah Priok selalu gagal.
Ustad ini pun meyakini bahwa Allah akan membela warga dan ahli waris dalam mempertahankan makam Mbah Priok yang dikenal sebagai wali dan ulama.

   Cerita Mistis Makam Mbah Priok (2)

Sebenarnya jumlah Satpol PP yang bertugas mengamankan eksekusi lebih banyak daripada jumlah warga yang melakukan perlawanan.
Mereka jumlahnya ribuan dan dilengkapi dengan pentungan dan tameng.Tapi, jumlah korban yang tewas justru dari pihak Satpol PP.
Faktanya tiga orang yang menjadi korban jiwa justru dari pihak aparat. Seorang petugas Sapol mengaku heran dengan kekuatan yang dimiliki warga di sekitar makam Mbah Priok.
Dalam menghadapi aparat, masih menurut petugsa Satpol PP itu, warga tidak taku. "Seperti punya kekuatan gaib," ujar anggota Satpol. Larinya kencang, tidak punya rasa takut, dan panang menyerah.
Ia melihat banyak warga yang sudah dalam keadaan luka parah masih terus melakukan perlawanan. 'Belum pernah saya menghadapi orang seperti ini.
Biasanya kalau mereka sudah terluka dan menghadapi aparat dalam jumlah besar, langsung mundur. Ini tidak," lanjut anggota Satgas PP yang mengaku sudah bekerja selama 10 tahun menjadi satgas.
Seorang petugas Palang Merah Iindonesia (PMI) Jakarta Utara juga mengaku salut atas keberanian warga menghadapi petugas.
"Kalau menurut hitungan akal sehat tak mungkin warga bisa menghadapi aparat yang jumlahnya ribuan," papar petugas PMI yang tak bersedia disebutkan jatidirinya.
Benarkah warga di sekitar makam Mbah Priok memiliki tenaga gaib? Jawabannya bisa benar, bisa juga tidak.
Namun yang pasti, keberanian mereka melakukan perlawanan itu dirorong oleh rasa cinta mereka kepada almarhum Mbah Priok. Mbah Priok yang bernama lengkap Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad Husain Ass Syafi'i Sunnira ini diakui sebagai wali. Dan memang,
Mbah Priok amat berjasa dalam penyebaran agama Islam. Karenanya, makam Mbah Priok dianggap sebagai makam keramat.
Setiap hari ada saja yang datang untuk berziarah. Dan setiap diadakan acara khaul setahun sekali yang datang belasan ribu orang.
Bagi mereka mempertahankan eksistensi makam Mbah Priok adalah membela wali dan membela agama. Jika itu cara berpikirnya, apapun akan mereka hadapi.

   Cerita Mistis Makam Mbah Priok (3)

Kawiyan
Mbah Priok adalah sebutan bagi Habib Hasan Al Haddad. Ia adalah wali yang menyebarkan agama dari Palembang, Sumatera Utara sampai Jawa.
Ceritanya, dalam rangka menjalankan misi penyebaran agama Islam, Habib Hasan al Hadad pergi meninggalkan tanah Sumatera. Dengan menggunakan kapal laut, Habib Hasan Al Haddad bersama seorang temannya, menempuh perjalanan laut selama dua bulan.
Selama perjalanan di laut, Habib mendapatkan banyak rintangan. Salah satunya adalah dihadang armada Belanda yang bersenjatakan lengkap. Kapal Habib pun dihujani meriam. Namun, meriam milik pasukan Belanda itu tak satupun mengenai kapal Habib.
Selamat dari kejaran Belanda, kapal Habib ditabrak ombak besar. Semua perlengkapan di kapal hanyut bersama gelombang. Yang tersisa hanya alat penanak nasi dan beberapa liter beras yang berserakan.
Selanjutnya, ombak lebih besar datang menghantam lebih keras dan membuat kapal terbalik. Kedua ulama itu terseret hingga ombak.
Habib Hasan Al Haddad ditemukan warga dalam keadaan sudah meninggal. Di samping jenazah Habib terdapat periuk dan sebuah dayung. Warga memakamkan jenazah Habib Hasan tak jauh dari tempatnya ditemukan. Sebagai tanda, makam Habib diberi nisan berupa dayung, serta diletakkan periuk di sisi makam.
Al kisah, dayung yang dijadikan nisan itu tumbuh menjadi pohon 'tanjung'. Sedangkan periuk yang diletakkan di sisi makam terseret arus ombak hingga ke tengah laut. Selama tiga hingga empat tahun setelah pemakaman itu, warga melihat periuk yang terbawa ombak kembali menghampiri makam Mbah Priok.
Sebagian masyarakat meyakini nama daerah Tanjung Priok diambil dari cerita periuk dan tajung yang ada di makam Habib. Jika cerita mengenai nama Tanjung Priok boleh diperdebatkan, tetapi keberadaan jenazah Habib di situ semuanya sudah sepakat